REPUBLIKA.CO.ID, SIDNEY -- Ribuan warga Australia melakukan aksi unjuk rasa untuk menyambut pengungsi. Ini menjadi penegasan isu-isu sentimen terhadap imigran yang seakan sengaja ditiupkan.
Direktur Eksekutif Welcome to Australia, Mohammad Al Khafaji, mengatakan lebih dari 20.000 orang, termasuk politisi terkemuka, menghadiri demonstrasi di 25 kota. Ia menilai, aksi ini penting dan sangat berarti bagi para pengungsi yang mencari suaka.
"Mereka merasa seperti telah terpinggirkan dan menjadi target gerakan radikal sayap kanan," kata Al Khafaji, seperti dilansir Arab News, Ahad (23/10).
Dalam beberapa bulan terakhir, hubungan ras di Australia memang telah memburuk, dengan retorika anti-imigran dari kelompok kanan, termasuk oleh politisi Pauline Hanson. Ketakutan atas serangan kelompok militan turut mempengaruhi sikap warga.
Kebijakan Australia kepada pencari suaka telah banyak dikritik kelompok HAM, atas tuduhan pelanggaran dari orang dalam tahanan, termasuk kekerasan seksual kepada perempuan dan anak-anak. Kebijakan imigrasi Australia juga bersikap kejam terhadap pencari suaka.
Berdasarkan kebijakan imigrasi, pencari suaka yang datang memakai perahu akan dicegat dan diproses di kamp-kamps Nauru atau Pulai Manus. Amnesty Internasional menilai tindakan terhadap sekitar 400 pencari suaka itu sama saja dengan penyiksaan.