Ahad 23 Oct 2016 14:17 WIB

Gempa Goyang Pesisir Selatan Bandung, tak Berpotensi Tsunami

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nur Aini
Gempa. Ilustrasi
Foto: Reuters
Gempa. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gempa bumi tektonik menggoyang wilayah selatan Bandung,  Jawa Barat, Ahad (23/10). Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempabumi terjadi pada pukul 05.44 WIB dengan kekuatan 4,9 Skala Richter.

Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan lokasi episenter gempa terletak pada koordinat 8,08 LS dan 107,59 BT, tepatnya di  Samudra Hindia pada jarak 130 km arah selatan Kota Bandung pada kedalaman 67 km.

Peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG menunjukkan bahwa dampak gempa bumi berupa goyangan dirasakan di beberapa daerah seperti Ciagra, Sindangbarang, Cidaun, Citalahab, Cimari, Bangbayang, Pameutingan, Karanganyar, Kelapagenep, Cijulang, Pameungpeuk, dan Sindangsari dalam skala intensitas II SIG-BMKG (III MMI).

"Beberapa warga di daerah ini dilaporkan sempat keluar rumah untuk mencoba meyelamatkan diri. Goyangan gempa bumi juga dirasakan di Garut dan Bandung pada I SIG-BMKG (II MMI) sehingga hanya beberapa orang yang merasakan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Ahad (23/10).

Ditinjau dari kedalaman hiposenternya, tampak bahwa gempabumi ini merupakan gempa bumi kedalaman menengah akibat aktivitas subduksi lempeng. "Dalam hal ini Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempeng Eurasia terjadi deformasi batuan di zona Benioff di bawah tepi utara cekungan busur muka (fore arc basin) di lepas pantai selatan Jawa Barat," katanya.

Peta aktivitas kegempaan menunjukkan bahwa beberapa tahun terakhir di zona ini memang terjadi peningkatan aktivitas gempabumi di kedalaman menengah. Hasil monitoring BMKG hingga saat ini menunjukkan belum terjadi gempa bumi susulan. Untuk itu, kepada masyarakat di daerah pesisir selatan Jawa Barat dihimbau agar tetap tenang karena gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement