REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK – Pemerintah Thailand meminta Google untuk menghapus semua konten yang berbau penghinaan terhadap kerajaan Thailand. Langkah ini menyusul seruan warga masyarakat Thiland untuk menuntut secara hukum orang-orang yang menghina mendiang Raja Thailand.
Kematian Bhumibol Adulyadej pada 13 Oktober lalu telah meninggalkan kesedihan yang mendalam bagi 67 juta masyarakat Thailand. Bahkan, mereka seakan merasa tidak memiliki kepastian masa depan sepeninggal Bhumibol.
Hal ini kemudian menyebabkan munculnya pihak-pihak yang loyal kepada kerajaan menuntut hukuman bagi siapa saja yang menghina Bhumibol terutama di masa-masa berkabung ini. Dilansir Arab News, Ahad (23/10), Wakil Perdana Menteri Prajin Juntong mengaku telah menemui perwakilan Google di Bangkok untuk menghapus konten penghinaan terhadap Bhumibol.
Google menegaskan dalam pertemuan itu akan terus membantu pemerintah menghapus konten dari YouTube, anak perusahaan Google, yang dianggap menyinggung. “Kami selalu memiliki kebijakan yang jelas dan konsisten untuk permintaan penghapusan dari pemerintah di seluruh dunia dan kami terus beroperasi sejalan dengan kebijakan tersebut,” ujar juru bicara Google di California dikutip Reuters.
Sementara itu, pemerintah militer Thailand mengatakan pada Selasa lalu telah melacak orang yang diduga menghina kerajaan setelah kematian Bhumibol dan meminta negara mana saja untuk mengambil tindakan bagi warga negaranya yang kedapatan menghina kerajaan Thailand. Pemerintah militer Thailand juga terus mengawasi sejumlah media sosial seperti Facebook dan situs pencarian Google terkait penghinaan kepada raja.