REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Komisioner Industri Keuangan Non-Bank OJK Edy Setiadi menyebutkan, hingga akhir tahun ini premi bisnis asuransi umum akan tumbuh sekitar 15 persen. "Bisnis asuransi umum tidak semata tergantung pada kendaraan bermotor, sehingga jika digabung dengan perusahaan reasuransi maka premi bisa tumbuh diperkirakan sekitar 15 persen," ujar Edy Setiadi, Ahad (23/10).
Sementara untuk asuransi kendaraan bermotor, memang terkena dampak oleh pembiayaan multifinance yang belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Selain itu, menurutnya sumber dana dari bank juga menurun. Sehingga apabila pada tahun depan perekonomian tumbuh dan likuiditas cukup, maka premi asuransi pun akan bertumbuh baik.
Pasar otomotif yang cenderung stagnan, menyebabkan pertumbuhan premi bruto PT Asuransi Astra Buana juga mengalami stagnan yakni sebesar Rp 4,5 triliun hingga akhir tahun 2016. Nilai ini sama dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
Menurur CEO PT Asuransi Astra Buana, Santosa, kondisi industri kendaraan bermotor pada tahun ini masih lebih baik dibandingkan 2015. "Secara tahunan, premi kita sama seperti tahun lalu. Tahun lalu Rp 4,5 triliun. Sekarang ini asuransi konvensional Rp 4 triliun dan syariah Rp 500 miliar dari target akhir tahun Rp 4,5 - 4,6 triliun," ujar Santosa, belum lama ini.
Dia menjelaskan, segmen terbesar dalam perusahaan yakni asuransi kendaraan bermotor sebesar lebih dari 50 persen, syariah 10 persen, komersil sekitar 20 persen, dan kesehatan 10 persen. Dalam ekonomi yang cenderung stagnan saat ini, kata Santosa, pertumbuhan asuransi di Asuransi Astra masih bagus. "Dengan portofolio 10 persen aja secara asuransi syariah kami yang terbesar saat ini. Dalam setahun ini premi bisa mencapai Rp 400 miliar. Kesehatan kita masih tumbuh di atas 20 persen. Over all kita stabil," kata Santosa.
Menurut Santosa, tahun ini merupakan tahun stabilisasi dalam industri kendaraan bermotor, sehingga masih dapat tumbuh dengan angka yang sama dengan tahun lalu. Sedangkan pada tahun depan, ia memperkirakan asuransi kendaraan bermotor akan tumbuh sekitar lima persen.
Hal ini berdasarkan perkiraan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang menilai pada tahun depan akan terjadi peningkatan di penjualan mobil yakni mencapai 1,756 juta unit. Sedangkan penjualan mobil tahun ini mencapai target sebanyak 1,05 juta unit, naik 5 persen dari tahun lalu 1 juta unit.
"Tahun depan mudah-mudahan kendaraan bermotor masih stabil, sekitar lima persen. Kesehatan tahun depan optimis bisa tumbuh double digit. Tapi di komersil ini berharap belum terlalu yakin, mudah-mudahan sudah mengalami stabilisasi," katanya.