REPUBLIKA.CO.ID, KUMAMOTO -- Aktivitas vulkanik Gunung Aso di Jepang kembali meningkat. Para ilmuwan dari Universitas Kyoto memperkirakan gunung berapi terbesar di Jepang itu sewaktu-waktu dapat meletus.
Sebuah studi dilakukan sejak gempa bumi besar terjadi pada April lalu di wilayah Kumamoto. Saat itu, para ilmuwan melakukan penelitian lapangan, menghitung data seismik, dan menganalisis gambar dari Google Earth.
Mereka menemukan, gempa tersebut telah menyebabkan munculnya magma baru di kerak gunung berapi. Aktivitas gunung itu kini semakin terlihat dengan adanya gumpalan asap yang membentang jauh ke langit beberapa hari lalu.
Gunung Aso adalah salah satu gunung berapi aktif terbesar di dunia. Akan tetapi selama hampir empat dekade, Gunung Aso tidak menimbulkan ancaman bagi masyarakat yang tinggal di dekatnya.
"Kemungkinan gempa di Kumamoto bisa memicu letusan besar Gunung berapi Aso dalam waktu dekat," ujar Profesor Lim dari Universitas Kyoto, dikutip dari The Independent.
Dalam penelitiannya, Lim juga menuturkan lava di gunung berapi menyerap banyak energi dari gempa bumi yang memperlambat gerakan di tanah. "Magma berbentuk cair sehingga dapat menyerap tekanan. Itu sebabnya gempa tidak membuatnya mengalir kemana-mana," kata dia.
Gunung Aso terakhir meletus pada September 2015. Asap yang dikeluarkan membumbung tinggi ke udara sejauh 1,2 mil.
Abu vulkanik tebal menutupi sejumlah wilayah sekitarnya. Meski 30 ribu rumah saat itu terputus dari aliran listrik, letusan tersebut tidak menyebabkan korban tewas.