REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Momentum peringatan hari santri Nasional 22 Oktober 2016 berlanjut dengan penghargaan kepada santri yang dianggap telah berjuang dan memajukan bangsa Indonesia. Pemberian penghargaan ini diselenggarakan oleh Yayasan Pustaka Compass yang dirangkai dalam Santri of The Year 2016 di Museum Gajah, Jakarta, Ahad (23/10).
Hadir sejumlah tokoh nasional, pejabat, alim ulama serta ratusan santri dari Jabodetabek. Diantaranya, Sinta Nuriyah Wahid (istri Gus Dur), M Nasir (Kemenristek), Abdurrahman Mas'ud (Direktur Litbang Kemenag RI), Sastro Al Ngatawi (budayawan NU) dan tokoh undangan lainnya.
Mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur mendapatkan penghargaan paling bergengsi dari kalangan santri atas jasa dan pengabdiannya dalam santri of The Year 2016. Gus Dur mendapatkan penghargaan Santri Life Time Achievement yaitu santri yang seumur hidup mengabdikan dirinya untuk agama dan bangsa.
Istri almarhum Gus Dur, Sinta Nuriyah Wahid dalam sambutannya berterima kasih atas penghargaan yang diberikan kepada Gus Dur oleh Pustaka Compas. "Gus Dur adalah santri tulen yang dibesarkan di pesantren dia juga dikenal di dalam dan luar negeri. Tapi Gus Dur tidak pernah menonjolkan dirinya Krena sikap ikhlas tanpa pamrih harus melekat di jiwanya," kata dia, Ahad (23/10).
Menurutnya banyak peran santri tidak pernah dipublikasikan tidak pernah mendapat apresiasi apapun. Padahal, lanjutnya, semua tahu sejak perang, para santri ini sudah menjadi garda terdepan. Bahkan ada santri yang bernama KH.Wahid Hasyim telah menjadi panitia kemerdekaan.
Bgitu juga dengan santri yang bernama Abdurahman Wahid dilantik menjadi Presiden RI. "Ini akan membuka mata hati masyarakat bahwa santri, tidak hanya sarungan, masuk surau-masjid, tapi santri juga bisa membangun dan menata bangsa," ujarnya.
Sinta Nuriyah berharap penghargaan ini menjadikan bara api kepada para santri lain agar bisa mengembangkan prestasi dan bakatnya. Namun penghargaan ini juga jangan sampai melebur sifat ikhlas dan ketulusan yang selama ini menjadi ciri khas para santri.
"Saya juga adalah seorang santri, apa yang telah dilakukan kinerja sosial perjuangan patriotisme tidak mutlak menjadi haknya santri laki-laki. Tapi juga satri perempuan bisa meraih itu," katanya. Seperti Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Maria Ulfa dan Ibu Tri Rismaharibi mereka harus dihargai, karena menurutnya, tanpa ada wanita revolusi tidak akan selesai.
Sedangkan penghargaan kepada santri dalam bidang pendidikan diberikan kepada Menteri Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi M. Nasir. Santri nominasi inspirasi diberikan kepada Ketua MUI, KH Ma'ruf Amin. Dan nominasi santri kreatif dianugerahkan kepada Sastro Al Ngatawi ia mengalahkan Anang Hermansyah dan Pasya Ungu.