REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PT Bank Mandiri Tbk akan menaikkan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) sebesar Rp 18 triliun-20 triliun untuk 2016 dari Rp 11 triliun pada tahun sebelumnya, karena kredit macet menyebar di luar sektor komoditas.
Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, hal ini disebabkan oleh rasio kredit macet atau NPL yang naik menjadi 3,86 persen dari total kredit pada akhir kuartal kedua, dibandingkan 2,43 persen pada tahun lalu. Rasio NPL kemungkinan akan mulai pulih secara signifikan hanya pada akhir 2017, "kata Kartika Wirjoatmodjo kepada Reuters, Ahad (23/10).
"Dalam dua, tiga, empat kuartal berikutnya, CKPN kami memang akan cukup besar," kata Kartika di sela-sela acara Mandiri. "Untuk kreditur yang ada yang memiliki tingkat utang yang tinggi, arus kas mereka belum cukup untuk membayar itu," ujarnya.
Menurut Kartika, Mandiri merupakan bank yang secara "proaktif" melakukan restrukturisasi pinjaman yang dianggap berada pada risiko default, dan diharapkan CKPN akan turun ke Rp 14-16 triliun pada tahun depan. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kredit macet di sektor pertambangan di Indonesia hampir dua kali lipat pada bulan Juli dari tahun sebelumnya. Karena permintaan lesu dan kelebihan pasokan berdampak pada kemampuan penambang komoditas mulai dari batubara ke tembaga untuk membayar hutang mereka.
Menurut Kartika, kredit macet telah meluas ke sektor lain, termasuk konsumen dan properti. Ia menambahkan bahwa usaha menengah kini tampil lebih rentan bahkan sebagai perusahaan besar yang menunjukkan perbaikan dalam manajemen risiko.
Bank Indonesia pada Kamis (20/10) secara mengejutkan memangkas suku bunga acuan untuk keenam kalinya tahun ini, dalam upaya untuk memacu pertumbuhan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Kartika mengungkapkan, Bank Mandiri juga menetapkan target pada pertumbuhan regional, dengan rencana untuk berinvestasi setidaknya 300 juta ringgit atau Rp 938 miliar (72 juta dolar AS) untuk membuka 10 sampai 12 cabang di negara tetangga Malaysia selama tiga tahun ke depan.
Pada Agustus, Indonesia dan Malaysia sepakat untuk memberikan bank mereka akses yang lebih besar ke pasar masing-masing sebagai bagian dari upaya integrasi yang lebih luas di antara negara-negara Asia Tenggara. Mandiri juga menjajaki peluang akuisisi di Filipina dan Myanmar, kata Kartika, tapi ia menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut.