Senin 24 Oct 2016 10:51 WIB

Bank Mandiri Naikkan Cadangan Setelah NPL Naik

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nur Aini
Petugas melayani nasabah yang mengajukan kredit di salah satu kantor cabang Bank Mandiri.
Foto: dok Republika
Petugas melayani nasabah yang mengajukan kredit di salah satu kantor cabang Bank Mandiri.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PT Bank Mandiri Tbk akan menaikkan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) sebesar Rp 18 triliun-20 triliun untuk 2016 dari Rp 11 triliun pada tahun sebelumnya, karena kredit macet menyebar di luar sektor komoditas.

Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, hal ini disebabkan oleh rasio kredit macet atau NPL yang naik menjadi 3,86 persen dari total kredit pada akhir kuartal kedua, dibandingkan 2,43 persen pada tahun lalu. Rasio NPL kemungkinan akan mulai pulih secara signifikan hanya pada akhir 2017, "kata Kartika Wirjoatmodjo kepada Reuters, Ahad (23/10).

"Dalam dua, tiga, empat kuartal berikutnya, CKPN kami memang akan cukup besar," kata Kartika di sela-sela acara Mandiri. "Untuk kreditur yang ada yang memiliki tingkat utang yang tinggi, arus kas mereka belum cukup untuk membayar itu," ujarnya.

Menurut Kartika, Mandiri merupakan bank yang secara "proaktif" melakukan restrukturisasi pinjaman yang dianggap berada pada risiko default, dan diharapkan CKPN akan turun ke Rp 14-16 triliun pada tahun depan. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kredit macet di sektor pertambangan di Indonesia hampir dua kali lipat pada bulan Juli dari tahun sebelumnya. Karena permintaan lesu dan kelebihan pasokan berdampak pada kemampuan penambang komoditas mulai dari batubara ke tembaga untuk membayar hutang mereka.