REPUBLIKA.CO.ID, AMERIKA -- Baru-baru ini Dewan Perwakilan Pemerintah Amerika Serikat mendiskusikan peran serta umat Islam di Amerika. Anggota Kongres dari Partai Republik, Steven King mengatakan, Islam adalah agama penuh kekerasan.
“Secara mendasar bertentangan dengan konsep demokrasi di Amerika juga jauh dari nilai-nilainya. Padahal umat Islam sudah menyuarakan tentang demokrasi sejak zaman perbudakan,” katanya seperti dilansir dari Muslimvillage, Senin (24/10).
Dia mengatakan, umat Islam tidak bisa membaur dengan Amerika karena keyakinan mereka. Bahkan, calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump mengatakan, harus ada larangan yang dibuat untuk umat Islam di Amerika. Semua muslim yang tinggal di Amerika atau warga Amerika yang beragama Islam harus menggunakan lencana khusus agar dapat diidentifikasi. Ia percaya warga Amerika yang bergama Islam bertentangan dengan Amerika Serikat.
“Padalah, fakta sejarahnya, umat Islam yang pertama kali berkhotbah tentang nilai-nilai Amerika. Umat Islam menemukan dasar-dasar nilai tersebut dari keyakinan mereka,” katanya.
Saat zaman perbudakan di Amerika yang dimulai sekitar tahun 1600 Masehi. Ratusan ribu sampai jutaan umat muslim dari Afrika Barat dijadikan budak di Amerika. Para budak tersebut menyuarakan kemajemukan, hak asasi manusia dan demokrasi.
Para budak tersebut telah melawan penindasan, penghinaan, dan perampokan terhadap hak-hak manusia. Umat Islam telah membuat seseorang yang tidak dianggap keberadaannya menjadi seseorang yang dihargai keberadaannya di muka bumi. Mereka melakukan itu semua atas dasar iman mereka yang mengajarkan keadilan dan kesetaraan manusia.
Sampai hari ini, banyak syair-syair bertulisan Arab pada dinding penjara di Amerika Serikat. Syair-syair tersebut dibuat oleh para budak yang lari untuk memperjuangkan kemerdekaan dan hak asasi mereka sebagai manusia. Umat Islam di Amerika layak mendapatkan penghormatan karena jasa mereka melawan perbudakan.
Muslim kulit hitam dari Afrika tidak hanya mengembangkan Amerika, mereka juga telah mendorong maju Amerika. Selama lebih dari dua abad muslim Amerika dari berbagai pelosok dunia telah berperan penting. Orang kulit hitam, Latin, Asia dan Arab banyak yang menjadi dokter, pengacara, guru, polisi dan tokoh masyarakat di Amerika. Pada 1960, seorang muslim berkulit hitam, Malcolm X menyuarakan hak asasi manusia untuk semua warga Amerika.