REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Koridor satwa penting untuk konektivitas keanekaragaman genetik antarkawasan konservasi. Akademisi Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (DKSHE), Institut Pertanian Bogor (IPB) Hadi S Alikodra mengatakan koridor satwa telah ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sebagai bagian dari kawasan ekosistem esensial.
"Keuntungan utama adanya kawasan yang berfungsi koridor satwa liar adalah membantu restorasi dan proteksi keanekaragaman hayati, serta pertukaran bahan genetik di antara habitat utama," ujar Hadi dalam Lokakarya Pengelolaan Kawasan Konservasi dalam Konteks Pengelolaan Lanskap Berkelanjutan akhir pekan lalu.
Keuntungan lain dari koridor satwa, kata Guru Besar Fakultas Kehutanan IPB ini adalah mereduksi erosi, memperbaki kualitas air, menghasilkan habitat lokal, dan menjaga iklim setempat. Kualitas yang ditemukan di alam, termasuk kayu, air bersih, kehidupan liar, keanekaragaman spesies, dan lanskap indah dapat dianggap sumber daya alam untuk kesejahteraan umat manusia dalam jangka panjang.
Ide ini lebih lanjut dikembangkan melalui konsep pengelolaan lanskap yang menempatkan prioritas pengelolaan untuk kesehatan dan pemulihan ekosistem serta spesies liar. Zoological Society of London (ZSL) misalnya yang menerapkan program Kelola Sendang (Sembilang-Dangku) di Sumatera Selatan.
Implementasi ini bersifat kemitraan untuk pengelolaan lanskap berkelanjutan. Praktiknya adalah menyediakan koridor satwa di kawasan konservasi terfragmentasi, yaitu antara Taman Nasional Sembilang Berbak dengan Suaka Marga Satwa Dangku.
Konsep pengelolaan lanskap berkelanjutan juga sejalan dengan kebijakan pemerintah mengenai Cagar Biosfer dan Kawasan Strategis Nasional.