Senin 24 Oct 2016 15:49 WIB

Bandung Dikepung Banjir Cileuncang

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Damanhuri Zuhri
banjir (ilustrasi)
Foto: Antara/Yusuf Nugroho
banjir (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Hujan yang terus mengguyur Kota Bandung sejak Senin siang (24/10), menyebabkan banjir di beberapa ruas jalan Kota Bandung. Di antaranya, di sepanjang Jalan Pasteur ketinggian air hingga merendam ban mobil sehingga menghambat kendaraan yang akan masuk ke pintu tol.

Selain Pasteur, banjir cileuncang pun terjadi di Jalan Pagarsih, Astana Anyar, jalan Antapani, Jalan Djunjunan, Jalan Setiabudi, Jalan Cikadut dan beberapa jalan lainnya. Bahkan, Sekolah SMA 9 yang terletak di Jln LMU I Suparmin Kota Bandung pun, tinggi air mencapai sekitar 30 sampai 60 centi meter. Sehingga, merendam delapan kelas, kantin, ruang guru, ruang serbaguna bahkan sampai masjid.

Menurut Wakil Kepala SMAN 9 Bidang Sarana Prasarana, Iwan Hermawan, SMAN 9 memang biasa terkena banjir. Namun, kali ini banjir cukup besar. Karena, tanggul di depan sekolah yang biasanya digunakan untuk menghambat aliran air masuk ke sekolah, jebol. Banjir, tersebut terjadi sekitar pukul 12.00 WIB. Siswa pun, panik menyelematkan diri.

"Air masuk ke sekolah saat istirahat, anak-anak yang ada di masjid dan dikantin pun berlarian mencari tempat lebih tinggi," ujar Iwan kepada Republika, Senin (24/10).

Menurut Iwan, karena banjir semua aktivitas sekolah dihentikan. Padahal, seharusnya semua siswa pulang sekitar 14.30 WIB. Pihak sekolah,  sebenarnya berkali- lapor ke Pemkot Bandung agar memperbaiki sungai di depan sekolah karena sudah dangkal.

"Tapi ada pembiaran dari Pemkot. Jalan Citepus sekarang berganti jadi sungai," katanya. Banjir cileuncang terjadi di sejumlah tempat di Kota Bandung disinyalir akibat pola pembangunan trotoar dan drainase yang tidak optimal.

Menurut Anggota Komisi IV DPRD Jawa Barat Gatot Tjahyono, Komisi IV DPRD Jawa Barat mendesak Walikota Bandung Ridwan Kamil untuk segera memperbaiki sistem drainase dan pembangunan jalan di Kota Bandung. Karena, banjir cileuncang ini kondisinya sudah sangat memperihatinkan.

Ia menduga hal tersebut dikarenakan pola pembangunan jalan di Kota Bandung kurang memperhatikan drainase dan lingkungan.

Gatot menilai,  masalah di kota besar, memang tidaklah luput dari persoalan sistem persampahan dan masalah drainase. Kebanyakan, problemnya di gorong gorong. Dari pengamatannya, jalan-jalan di Kota Bandung pembuatan jalannya tidak memperhitungkan adanya gorong-gorong. Bahkan, banyak jalan yang tidak ada solokannya sehingga sampah menumpuk di kanan kiri.

"Untung saja di beberapa daerah saya lihat di jalan Riau di bangun troatoar dan branghang. Saya kira harus dilakukan perbaikan secara keseluruhan di Kota Bandung," kata Gatot.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement