REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kabupaten Purwakarta, mewaspadai 18 desa yang rawan pergerakan tanah. 18 desa itu tersebar di tujuh kecamatan.
Kepala Dinas ESDM Kabupaten Purwakarta Akun Kurniadi mengatakan, Purwakarta merupakan daerah salah satu daerah rawan bencana saat musim penghujan.
Bencana yang sering melanda wilayah ini, seperti tanah longsor dan angin ribut. Mengingat, sebagian besar kontur wilayah ini adalah perbukitan. "Ada 18 desa yang masuk zona merah," ujar Akun kepada Republika.co.id, Senin (24/10).
Dari 18 desa itu, lanjutnya, yang paling sering ada laporan tanah longsor yaitu berada di Kecamatan Plered dan Sukatani. Karena itu, pada musim penghujan ini pihaknya terus mewaspadai terjadinya gerakan tanah.
Dengan begitu, pihaknya telah menyosialisasikan kepada masyarakat di 18 desa itu supaya mewaspadai kondisi ini. Sosialisasinya tak lagi melalui surat edaran. Melainkan, sudah merambah langsung ke bawah, melalui rapat mingguan. "Kami ingin, masyarakat juga pro-aktif jika melihat tanda-tanda munculnya gerakan tanah," ujar Akun.
Menurut Akun, sampai saat ini peta rawan bencana di wilayahnya masih belum berubah. Jadi, masih menggunakan peta yang dulu. Adapun 18 desa yang rawan gerakan tanah itu, di antaranya Desa Cianting, Sukajaya, Cijantung, Panyindangan. Keempat desa itu ada di Kecamatan Sukatani.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Purwakarta, Ruslan Subanda, juga mewaspadai terjadinya pohon tumbang saat musim penghujan ini. Karena itu, pihaknya terus melakukan penyisiran di sejumlah ruas jalan protokol. Petugas juga diintensifkan untuk melakukan penjarangan dan penebangan. "Pohon yang usianya sudah tua dan rawan tumbang masih banyak. Jumlahnya lebih dari 100 pohon," ujarnya.