REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kisah Ibrahim AS dengan kedua istrinya, Sa rah dan Hajar, selanjutnya Ismail AS, putra Ibrahim dari Hajar, memang telah berulang kali dikisahkan. Meski telah banyak dikisahkan dalam setiap majelis taklim, tidak pernah habis hikmah yang bisa dijadikan pelajaran, terutama soal mengarungi bahtera rumah tangga.
Seperti dikisahkan dalam buku Kisah- Kisah Sahih dalam Quran dan Hadis bahwa Hajar merupakan seorang perempuan Mesir yang dihadiahkan oleh penguasa zalim Mesir kepada Sarah. Ketika Ibrahim belum dikaruniai anak setelah menikahi Sarah, Sarah memberikan hamba sahayanya itu kepada Ibrahim untuk dinikahi dengan harapan Allah SWT akan memberikan seorang anak.
Setelah Hajar melahirkan Ismail di bumi yang penuh berkah, Palestina, Ibrahim membawa Hajar dan Ismail pergi ke Makkah. Tujuan mereka pergi adalah demi menghindari sikap Sarah yang begitu membenci Hajar dan Ismail. Namun, setelah sampai di suatu tempat di Makkah, bukan kebahagian yang Hajar dan Ismail rasakan, melain kan kesulitan yang luar biasa karena Ibrahim tanpa banyak kata meninggalkannya.
Padahal, di tempat ia ditinggalkan, kondisi Makkah belum seramai sekarang. Sepi tanpa penghuni sehingga tidak ada makan dan minuman untuk digunakan sebagai bertahan hidup. Sebelum jauh melangkah, Hajar telah mengajukan pertanyaan kepada Ibrahim terkait kepergiannya. Wahai Ibrahim, ke mana engkau akan pergi? kata Hajar. Ibrahim tidak menjawab sepatah kata pun dan melanjutkan perjalannya.