REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Imam Masjid Besar Taipei mengungkap, komunitas Muslim diperlakukan setara di Taiwan. Meski tidak mendapat dukungan dana, umat Islam bebas menjalankan keyakinannya.
Dalam sebuah wawancara dengan Anadolu Agency, Ibrahim Gao mengatakan sekitar 200 ribu Muslim di Taipei bebas untuk melakukan kegiatan. Namun, tidak dipungkiri kurangnya dukungan keuangan dari pemerintah menjadi tantangan tersendiri.
"Anggota setiap agama dapat dengan bebas melakukan kegiatan mereka sendiri di bawah kerangka konstitusional dan hukum," kata Gao dikutip dari worldbulletin, Selasa (25/10).
Dari jumlah 200 ribu Muslim Taipei, hanya setengahnya yang merupakan penduduk setempat. Setengah sisanya merupakan penduduk pendatang yang memiliki keperluan pekerjaan di Taipe. Tidak dipungkiri, Gao menegaskan,
karena mereka tidak hidup sebagai satu komunitas, mereka secara politik lemah,
Selain masalah belum adanya dukungan dana, Gao juga mengangkat isu kurangnya kehadiran Muslim di parlemen dan lembaga-lembaga negara. Padahal Muslim sudah cukup mendominasi wilayah Taiwan itu.
Masjid Agung Taipei merupakan masjid terbesar dan paling terkenal di antara tujuh masjid Taiwan. Selain menjadi tempat ibadah, Gao menjelaskan, jika masjid tersebut digunakan juga untuk kegiatan pendidikan agama bagi anak-anak yang sudah menjadi tangung jawab.