Selasa 25 Oct 2016 03:41 WIB

Menjaga Kebersihan Rumah Allah

  Petugas kebersihan Islamic Center Jakarta, tengah membersihkan bagian dari masjid tersebut, Ahad (21/8).(Republika/ Darmawan)
Foto: Republika/ Darmawan
Petugas kebersihan Islamic Center Jakarta, tengah membersihkan bagian dari masjid tersebut, Ahad (21/8).(Republika/ Darmawan)

Oleh: Feri Anugrah

 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tempat yang paling dicintai oleh Allah adalah masjid. (HR Muslim). Mungkin kita pernah memasuki masjid dalam kondisi yang kurang bersih. Karpetnya kusam, tidak rapi, serta banyak sampah-sampah kecil.

Dan ketika bersujud, hidung kita mencium bau yang kurang sedap. Belum lagi tempat wudhunya yang cukup kotor, lantainya tidak dipel, keran airnya banyak yang rusak, dan bau toiletnya mengganggu hidung.

Masjid adalah tempat suci dan tempat bersujudnya umat Islam kepada Allah SWT. Kata masjid terulang sebanyak 28 kali dalam Alquran. Dari segi bahasa, kata masjid terambil dari kata sajada-sujud, yang berarti patuh, taat, serta tunduk penuh hormat dan takzim. Meletakkan dahi, kedua tangan, lutut, dan kaki ke bumi, yang kemudian dinamai sujud oleh syariat, adalah bentuk lahiriah yang paling nyata dari makna-makna di atas.

Itulah sebabnya mengapa bangunan masjid yang dikhususkan untuk melaksanakan shalat dinamai masjid, yang artinya tempat bersujud (M Quraish Shihab, 1996).

Secara fisik, masjid hanyalah sebuah bangunan yang terdiri atas lantai, atap, tiang, tembok, dll. Namun, secara nilai spiritual, masjid sejatinya poros kegiatan dan urat nadi yang sangat penting untuk umat Islam. Selain sebagai tempat untuk menebar kebaikan dan pahala, masjid juga tempat untuk seorang hamba bersujud dan berdoa kepada Allah SWT.

Artinya, umat Islam membangun komunikasi vertikalnya dengan Allah lebih utama dilakukan di dalam masjid. Di dalam masjid itulah, seorang Muslim membangun jembatan untuk mi'raj menuju Sang Khalik. Masjid dihidupkan dan dimakmurkan dengan lantunan doa-doa, zikir, dan tasbih kepada Tuhan semesta alam.

Allah SWT berfirman dalam Hadis Qudsi, Sesungguhnya rumahrumah- Ku di Bumi adalah masjid-masjid dan para pengunjungnya adalah orang-orang yang memakmurkannya. (HQR Abu Na'im dari Sa'id al- Khudri). Itulah sebabnya, seorang Muslim yang beriman akan sangat tidak setuju dan prihatin serta tidak rela jika ada orang yang seenaknya mengotori masjid.

Atau, membiarkan kotoran (sampah-sampah kecil) berserakan di dalam atau sekitar masjid. Menjaga keindahan, kebersihan, serta memakmurkan masjid termasuk ibadah yang berpahala dan akan mendapatkan petunjuk Allah. Allah SWT mengabarkan hal ini dalam firman-Nya, Sesungguhnya orang-orang yang memakmurkan masjid Allah, ialah orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, dan tidak takut kecuali hanya kepada Allah semata.

Karena itu, semoga mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS at-Taubah [9]: 18). Ber-fastabikul khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan) bukan saja melulu ritual ibadah kepada Allah, melainkan menjaga kebersihan masjid pun termasuk amalan yang berpahala di sisi Allah.

Salah satu indikasi Muslim yang beriman dengan baik, yaitu mampu menciptakan kondisi masjid yang bersih dan nyaman. Tidak membiarkan masjid menjadi tempat yang kotor. Secara kasat mata, membersihkan masjid adalah kegiatan yang biasa-biasa saja. Bahkan, membersihkan masjid oleh sebagian orang dianggap sepele dan tidak memiliki makna ibadah.

Akan tetapi, jangan lupakan perhatian dan balasan dari Allah bagi yang melakukannya. Ganjaran yang tak terhingga besarnya dari Allah akan diterima. Sabda Rasulullah, Barang siapa yang mengeluarkan kotoran dari masjid, maka Allah akan membangunkan untuknya rumah di surga. (HR Ibnu Majah). Sungguh, balasan yang sangat pantas dan layak didapatkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement