Selasa 25 Oct 2016 08:11 WIB

Nasib Hadiah Nobel Rp 11,7 M Bob Dylan Belum Jelas

Musisi Bob Dylan
Foto: Reuters
Musisi Bob Dylan

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Banyak penulis mungkin sangat ingin mendapatkan bayaran hampir satu miliar dolar AS hanya untuk menyampaikan ceramah satu kali, namun Bob Dylan kemungkinan tidak akan pernah mendapatkan uang tersebut karena ia terus bungkam sejak dinobati Hadiah Nobel bidang Sastra.

Sang penyanyi dan pencipta lagu berusia 75 tahun dari Amerika Serikat tersebut belum mengatakan apa-apa tentang pengumuman Hadiah Nobel dua pekan lalu. Berdasarkan aturan panitia Nobel, pemenang harus memberikan satu kali ceramah atau, dalam kasus Dylan, melakukan satu kali konser dalam waktu enam bulan untuk dapat menerima hadiah uang sebesar 900 ribu dolar AS (Rp 11,7 miliar).

Per Wastberg dari Akademi Swedia, yang memberikan hadiah tersebut mengatakan kebungkaman Dylan adalah sikap yang tidak sopan dan arogan. Yayasan Nobel tidak menerima penolakan hadiah dan nama Bob Dylan tetap akan dimasukkan dalam daftar 2016, apa pun yang ia katakan.

Tapi, belum tentu demikian dengan hadiah uangnya. Dylan disyaratkan memberikan ceramah tentang topik yang relevan dengan karyanya, yang memenangi hadiah yang telah diberikan dalam waktu tidak lebih dari enam bulan setelah 10 Desember, tanggal peringatan wafatnya si penemu dinamit, Alfred Nobel.

"Itu yang kami minta sebagai imbalannya," kata Jonna Petterson, juru bicara Yayasan Nobel.

Ia menambahkan Dylan bisa juga memberikan konser. "Ya, kita berusaha melakukan pengaturan yang cocok dengan sang penerima hadiah (Dylan)," ujarnya.

Ceramah tidak harus diberikan di Stockholm. Ketika penulis novel Inggris, Doris Lessing, dianugerahi hadiah Nobel Sastra pada 2007, fisik Lessing terlalu lemah untuk dapat bepergian. Sebagai gantinya, ia menyusun naskah ceramah dan mengirimkannya kepada perusahaan penerbitnya di Swedia. Perwakilan perusahaan kemudian membacakan naskah ceramah itu pada sebuah upacara pemberian penghargaan di ibu kota Swedia.

Akademi Swedia menganugerahi Dylan, simbol budaya yang mengusung protes sejak 1960-an atas karya ekspresi-ekspresi puitis baru yang dihasilkannya dalam tradisi lagu Amerika yang hebat. Lagu-lagu Bob Dylan, seperti Blowing in the Wind, The Times They Are A-Changin', Subterranean Homesick Blues dan Like a Rolling Stone, memotret semangat pemberontakan dan antiperang generasi 1960-an dan juga menggerakkan banyak pemuda generasi berikutnya.

Keputusan Akademi Swedia untuk memilih Dylan sebagai penerima Nobel mengundang perdebatan. Sebagian pihak mempertanyakan apakah karyanya bisa dikategorikan sebagai sastra. Pihak lainnya menyayangkan Akademi Swedia kehilangan kesempatan untuk dapat menggiring perhatian kepada para sastrawan yang justru kurang dikenal.

Selama ini, hanya enam sosok yang pernah menolak hadiah, salah satunya adalah Jean-Paul Sartre pada 1964. Setelah mengalami masa-masa sulit beberapa tahun kemudian, pengacara Sartre menulis kepada Yayasan Nobel untuk meminta mereka mengirimkan uang kepada Sartre. Permintaan itu ditolak oleh Yayasan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement