REPUBLIKA.CO.ID, QUETTA -- Sekelompok pria bersenjata melakukan serangan di sebuah asrama pusat pelatihan polisi Pakistan, Senin (24/10). Setidaknya 48 orang tewas dan 106 lainnya dilaporkan terluka dalam kejadian ini.
Sekelompok pria melakukan serangan dengan meledakkan diri menggunakan rompi peledak. Kebanyakan dari korban dalam kejadian itu merupakan peserta pelatihan, sementara yang lainnya adalah pasukan paramiliter.
"Kelompok pria bersenjata bergegas menembak kami dan beberapa dari kami menuju atap dan melompat turun untuk berlindung," ujar salah satu peserta pelatihan polisi seperti dilansir NBC News, Selasa (25/10).
Sebanyak 250 peserta tercatat berada dalam gedung asrama pelatihan polisi. Saat ini, mereka yang tidak terkena serangan seluruhnya telah dievakuasi dari gedung.
Menteri Dalam negeri Pakistan Sarfaraz Bugti mengatakan saat ini pasukan keamanan telah dikerahkan untuk menyelidiki kasus. Pengawasan dan pembersihan di lokasi kejadian juga tengah dilakukan.
Kepala paramiliter untuk Korps Perbatasan pakistan, Sher Afgan meyakini pelaku serangan terkait dengan kelompok di Afghanistan. Diduga, kelompok itu adalah separatis Baloch yang selama ini telah mengklaim sejumlah serangan pada pasukan keamanan dan pejabat pemerintah di masa lalu.
Baca juga, India Sebut Pakistan Negara Teroris.
Sebelumnya, serangan lain juga telah terjadi di wilayah Pakistan lainnya. Dalam serangan itu, dua petugas bea cukai negara tewas dan tiga lainnya terluka.