Selasa 25 Oct 2016 09:23 WIB

Jelang Pembacaan Vonis, Ini Curhatan Keluarga Mirna

Rep: Muhyiddin/ Red: Bayu Hermawan
Ibu almarhum Wayan Mirna Salihin, Ni Ketut Sianti (tengah) bersama saudara kembar Mirna, Made Sandy Salihin (kanan)
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Ibu almarhum Wayan Mirna Salihin, Ni Ketut Sianti (tengah) bersama saudara kembar Mirna, Made Sandy Salihin (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keluarga Wayan Mirna Salihin tengah menunggu vonis yang akan dijatuhkan oleh majelis hakim terhadap terdakwa Jessica Kumala Wongso. Pihak keluarga mengaku masih berduka atas kematian Wayan Mirna Salihin.

Hal tersebut disampaikan keluarga Wayan Mirna Salihin dalam konfrensi jelang pembacaan putusan atau vonis terhadap terdakwa Jessica Kumala Wongso di Kafe Locanda, Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (25/10) malam. Dalam konfrensi pers itu, tampak dihadiri kuasa hukum keluarga Wayan Mirna Salihin, Ayah Mirna Darmawan Salihin, Suami Mirna Arief Soemarko, kembaran Mirna Sandy Salihin, serta beberapa anggota keluarga Mirna lainnya.

Di awal konferensi pers tersebut, Sandy mengungkapkan isi hatinya atas kasus yang menimpa kembarannya tersebut. Ia mewakili seluruh curhatan yang ingin disampaikan keluarganya. Mereka tidak menyangka kasus kematian Mirna sampai besar seperti saat ini.

"Kami keluarga Wayan Mirna Salihin masih berduka atas kematian kakak saya Wayan Mirna Salihin yang sangat mendadak dan karena satu sebab yang sampai saat ini kami tidak mengetahuinya. Yang kami ketahui kakak kami (Mirna) meninggal dunia setelah menemui sahabat karibnya dan meminum kopi yang dipesan sahabat karibnya (Jessica)," ujar Sandy sambil membacakan kertas curhatan keluarganya, Kamis (28/10).

Sandy mengatakan, berdasarkan CCTV yang diambil dari tempat kejadian di Kafe Olivier, keluarga dapat merasakan kebahagiaan Mirna saat berjumpa dengan Jessica, hingga akhirnya ia pun meminum es Kopi Vietnam yang dipesan Jessica sebelumnya.

"Dari CCTV kami bisa merasakan kebahagian kakak kami saat berjumpa dengan sahabat karibnya dan dengan suka cita meminum kopi yang dipesan sebelumnya," katanya.

Namun, lanjut Sandy, kegembiraan Mirna tersebut tak berlangsung lama. Pasalnya, ia tiba-tiba ambruk ke lantai karena dalam minuman yang diberikan Jessica tersebut diduga kuat terdapat racun Sianida.

"Kemudian kegembiraan kakak kami jadi erangan dan mimik wajah yang sangat sakit luar biasa. Yaitu yang kami ketahui kakak kami meninggal dunia. Betapa terkejutnya kami mengetahui kematian kakak kami yang tragis," jelasnya.

Setelah kematian Mirna, pemberitaan kasus itu pun mencuat ke publik dan menjadi isu nasional, sehingga duka dari pihak keluarga pun terganggu. Pasalnya, masyarakat dan keluarga ingin tahu siapa pembunuh Mirna sebenarnya.

"Lebih lagi menghadapi berita-berita dan komentar berbagai pihak yang sangat mengusik perasaan duka kami sampai-sampai timbul pertanyaan, apakah saya dan keluarga besar tidak boleh memiliki rasa duka mendalam kematian kakak kami tercinta. Apakah kami berlebihan ingin mengetahui penyebab kematian kakak kami. Pertanyaan itu menghantui hati sanubari kami," jelasnya lagi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement