REPUBLIKA.CO.ID, BANGUI -- Bentrokan terjadi dalam sebuah aksi unjuk rasa menentang kehadiran pasukan penjaga perdamaian PBB (Minusca) di Republik Afrika Tengah, Senin (24/10). Baku tembak tak terhindarkan yang melibatkan sekeompok orang bersenjata di antara para demontsran.
Pada awalnya, ratusan pengunjuk rasa yang berkumpul di jalan-jalan Ibu Kota Bangui mulai melempar batu dan berteriak ke arah pasukan PBB. Tak lama kemudian, pasukan mengeluarkan tembakan peringatan.
Tanpa disangka, beberapa orang di dalam kerumunan nampaknya membawa senjata. Baku tembak terjadi dan mengakibatkan empat warga sipil tewas dan 14 lainnya trluka.
"Minusca meyakini ada upaya dari orang-oang yang tidak ingin perdamaian terjadi di Afrika Tengah dan membuat negara ini kembali terguncang," ujar keterangan dari Minusca.
D iantara para korban terluka juga termasuk lima personel Minusca. Republik Afrika Tengah dilanda kekacauan sejak 2013 lalu melibatkan dua komunitas besar agama, yaitu Seleka yang mayoritas Muslim serta Balaka yang memiliki milisi Kristen.
Baca juga, Kehadiran Muslim Afrika Tengah Ditoleransi, Tapi Ada Syaratnya.
Beberapa kelompok masyarakat sipil melucurkan petisi menolak kehadiran Minusca yang dianggap tidak memberi perlindungan menyeluruh. Mereka juga meminta agar angkatan bersenjata Republik Afrika Tengah kembali dipersenjatai, setelah dikenakan sanksi embargo senjata.