REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Sekolah SMA Negeri 9 Kota Bandung Agus Setiamulyadi menuturkan kerugian material akibat banjir di sekolah yang dipimpinnya mencapai Rp 200 juta.
"Kami memperkirakan kerugian sekitar Rp 200 juta namun persisnya kita masih hitung dulu, mungkin bisa lebih," kata Agus Setiamulyadi, di Bandung, Selasa (25/10).
Menurut dia, kerugian material akibat banjir di SMAN 9 Kota Bandung berasal dari peralatan elektronik dan buku-buku pelajar yang ada di perpustakaan. Ia menuturkan ada sekitar 20 unit komputer untuk praktik siswa yang rusak kan terkena air.
"Lalu peralatan elektronik lainnya yang rusak seperti sound system, listrik juga terendam air, tembok yang jebol, dan terlebih adalah buku-buku yang berada di perpusatkaan," kata dia.
Ia menuturkan saat ini buku yang terendam banjir di perpustakaan sudah di jemur di depan kantin sekolah. "Dan kami berharap berharap Pemerintah Kota Bandung bisa membantu untuk memperbaiki saluran selokan yang berada tepat di belakang sekolah," katanya.
Sebelumnya banjir merendam sekitar tujuh ruang kelas, satu masjid, perpustakaan, kamar mandi siswa/siswi dan ruang guru Sekolah Menegah Atas (SMA) Negeri 9 Kota Bandung, Senin (24/10). "Banjir ini akibat tembok pembatas sekolah jebol. Tembok ini membatasi sekolah dengan Sungai Citepus," kata salah seorang petugas keamanan SMA Negeri 9 Kota Bandung, Saefulah.
Ia menuturkan banjir mulai merendam SMAN 9 Kota Bandung sekitar pukul 13.00 WIB atau jam terakhir siswa melaksanakan proses belajar mengajar. "Jadi itu ada dua tembok pembatas yang jebol, yang paling parah itu benteng di dekat masjid (sekolah) sampai enam meter panjangnya," ujar dia.