REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sebanyak empat ekor kukang (Nycticebu sp) yang menjalani karantina di Pusat Penyelamatan dan Rehabilitasi Satwa International Animal Rescue (IAR) Indonesia, di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat sejak 2013 dan 2015 kini bersiap untuk dilepasliarkan ke alam bebas. Empat kukang ini akan dipindahkan ke hutan kawasan Suaka Margasatwa Gunung Sawal untuk dilepasliarkan.
Koordinator Perawat Satwa IAR Indonesia mengatakan keempat individu kukang tersebut merupakan hasil penyitaan Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) tahun 2013 dan serahan masyarakat. Terdiri dari dua individu jantan dan dua betina. Keempat kukang tersebut diberi nama Ratu, Priangan, Srandil, dan Ninja.
"Ratu dan ninja merupakan hasil laporan dan serahan masyarakat tahun 2015, sedangkan srandil dan priangan adalah korban perdagangan yang berhasil diamankan BKSDA tahun 2013," katanya, Rabu (26/10).
Keempat primata tersebut, lanjutnya, telah menjalani proses rehabilitas yang panjang. Mulai dari pemeriksaan medis, karantina hingga rehabilitasi pakan serta perilaku. Setiap malam tim perawat satwa mencatat aktivitas, perilaku makan, dan kebiasaan kukang.
"Data tersebut dilaporkan ke tim medis dan akan menjadi salah satu indikator kukang layak dilepasliarkan," katanya.
Sebelum dilepasliarkan, terlebih dahulu empat kukang diberi obat cacing dan diperiksa kondisi fisiknya. Menurut dokter hewan IAR Indonesia, Nur Purba Priambada syarat untama pelepasliaran adalah kukang sehat secara fisik dan mental. Dari hasil pemeriksaan medis, kondisi fisik keempat kukang dinyatakan sehat dan tidak ada masalah. Secara mental juga dalam perkembangan observasi tim perawat satwa, perilaku obnormal kukang sudah berkurang dan tingkah lakunya sudah menyerupai kukang di alam.
Ia menjelaskan proses pemulihan fisik dan mental kukang berbeda untuk setiap individu sesuai dengan kondisi awal kukang datang. Seperti Srandil dan Priangan yang menjadi korban perdagangan, giginya sudah patah dan berhasil ditambal oleh tim medis. Demikian pula dengan Ratu dan Ninja, perilakukanya masih liar, hanya saja mengalami luka di bagian tubuhnya.
Supervisor Survey Release Monitoring IAR Indonesia Robithotul Huda menambahkan Suaka Margasatwa Gunung Sawal dinilai sebagai kawasan ideal untuk pelepasliaran primata jenis kukang jawa. Sebab, memiliki potensi pakan melimpah dan ketersediaan ruangan. Berdasarkan hasil survei tim IAR Indonesia, menunjukkan keanekaragaman dan ketersediaan pakan kukang di Suaka Margasatwa Gunung Sawal cukup tinggi sehingga ama untuk pelepasliaran.
"Sejak 2014 kami sudah melepasliarkan 19 individu kukang hasil rehabilitasi IAR Indonesia. Beberapa di antaranya berhasil berkembang biak secara alami di habitatnya. hasil pengamatan tim di lapangan, kukang hasil rehabilitasi terpantau melahirkan anak di alam," katanya.