REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo membahas rencana kunjungannya ke Australia saat menerima Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop di Istana Merdeka, Rabu (26/10). Rencananya, Jokowi akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Negeri Kanguru tersebut pada awal November mendatang.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan, dalam kunjungannya nanti, Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull akan membahas sejumlah kerja sama kedua negara dalam isu penanganan terorisme. Dia menyebut, Indonesia dan Australia akan memajukan kerjasama dalam hal pertukaran informasi intelijen.
"Kita akan saling sharing informasi mengenai masalah legislasi nasional dalam konteks menangani terorisme," ujar Retno, usai pertemuan.
Sebelumnya, menurut Retno, kedua negara juga sudah terlibat dalam sejumlah kerja sama yang berkaitan dengan upaya pemberantasan terorisme. Misalnya dalam Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation, yang bertujuan untuk membangun kapasitas dalam upaya memberantas terorisme.
Selain itu, jelas Retno, kedua negara juga tergabung dalam MIKTA, yakni Malaysia, Indonesia, Korea Selatan, Turki dan Australia. Pekan lalu, MIKTA baru saja menyelenggarakan dialog antaragama yang bertujuan untuk memberantas paham-paham terorisme dan ekstrimisme lewat pendekatan yang halus.
"Ini dalam konteks menguatkan nilai-nilai toleransi," kata Retno.
Dalam kesempatan yang sama, Julie Bishop menyebut hubungan kerja sama yang dimiliki Indonesia dan Australia terus menguat. Selain dalam konteks penanganan terorisme, kata dia, kedua negara juga memiliki kerja sama yang erat dalam sektor perdagangan dan pendidikan.
Baca juga, Menlu Australia Julie Bishop Temui Jokowi di Istana.