REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengutarakan rencananya memulangkan pasukan asing dari Filipina, Rabu (26/10). Ia ingin negaranya bebas dari pasukan asing dalam dua tahun ke depan.
Ia juga mengutarakan keinginannya berteman dengan Cina. "Saya tidak butuh senjata, saya tidak mau rudal di negara saya, saya tidak butuh bandara yang mendatangkan bomber," kata dia pada para pebisnis di Tokyo.
Ia sedang berkunjung ke Jepang setelah beberapa waktu lalu sowan ke Cina. Ia menghadiri sejumlah acara di Tokyo, termasuk menjadi pembicara dalam acara pada Rabu.
Ia berkunjung ke Jepang selama tiga hari. Ia akan bertemu dengan PM Shinzo Abe dan menghadiri pesta yang diselenggarakan Abe.
Pasukan asing yang dibicarakannya adalah pasukan AS. Mereka berada dibawah kesepakatan keamanan yang ditandatangani pendahulu Duterte.
Saat itu, AS-Filipina sepakat membangun lima kamp militer untuk mengatasi ancaman Cina. Namun Duterte telah menunjukkan kecenderungan untuk memunggungi AS.
Duterte mengatakan ia sedang mengejar kebijakan luar negeri yang independen. "Saya mungkin telah mengacak-acak perasaan beberapa pihak, tapi memang begitulah seharusnya," kata dia.
Duterte yakin Filipina bisa bertahan tanpa bantuan AS. Ia sadar mungkin kualitas hidup akan lebih rendah tapi mereka tetap bisa bertahan.