Rabu 26 Oct 2016 19:30 WIB

Tiga Fase Restorasi Masjid Al-Umari

Masjid Al-Umari Suriah
Foto: Wikimedia
Masjid Al-Umari Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika Amir Ayyubiyah, Nashiruddin Usman bin Ali, berkuasa, Masjid Al Umari mengalami renovasi dan perluasan pada 1253 M. Proses renovasi tersebut menyertakan pembangunan sebuah menara masjid berbentuk prisma persegi setinggi 25 meter di sudut selatan bangunan masjid.

Selain merenovasi Masjid Al-Umari, Dinasti Ayyubiyah juga melakukan pembentengan bangunan teater dan pemandian Romawi di sekitar lokasi Masjid Al-Umari. Seiring waktu, Masjid Al-Umari ditinggalkan sehingga tidak terawat dan runtuh di beberapa bagiannya.

(Baca: Masjid Al-Umari Dibangun dari Reruntuhan Bangunan Romawi)

Baru pada 1938, masjid tersebut dibuka kembali sebagai tempat shalat setelah mengalami tiga fase restorasi atau pemulihan. Selama beberapa lama, masjid ini menjadi satu-satunya masjid di Busra. Kini masjid yang memiliki nama lain Jami' al-Arus itu menjadi masjid utama Busra sekaligus madrasah bagi anak-anak.

Di sepanjang bagian depan bangunan masjid, tempat sebuah pintu masuk berada, terdapat serangkaian tiang-tiang ionik (tiang dengan ukuran ramping dan memiliki hiasan berupa lengkungan-lengkungan spiral) yang menopang sudut-sudut lengkungan dindingnya. Konstruksi dinding masjid ini menggunakan susunan batu yang dipotong menyerupai bentuk batu bata, yang diambil dari puing reruntuhan di sekitarnya.

Pun bagian interiornya juga menampilkan material daur ulang. Meski demikian, interior Masjid Al-Umari menghadirkan suasana yang tenteram serta ruang lapang yang indah. Dalam laman virtualtourist.com dijelaskan bahwa bagian utama masjid yang berfungsi sebagai ruang shalat utama adalah sebuah halaman persegi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement