REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) siap membangun pembangkit listrik dengan kapasitas 70 MW di Indonesia bagian timur. Pembangkit ini ditargetkan beroperasi pada 2018.
Direktur Utama PT PJB, Iwan Agung Firstantara, menyebutkan, kapasitas tersebut dibagi menjadi tiga wilayah, masing-masing Sorong sebesar 30 MW, Timika 30 MW, serta Ternate 10 MW. Menurutnya, pembangunan pembangkit 70 MW merupakan penugasan dari pemerintah kepada PT PJB untuk mendukung program pemerintah penyediaan listrik 35 ribu MW. Model pembangkit ini berbentuk mobile powerplant sebanyak 7 unit masing-masing berkapasitas 10 MW.
"Kami mendapatkan penugasan ini sekiitar 70 MW itu bentuknya mobile powerplant 10 MW jadi kecil-kecil," ujarnya, Senin (24/10).
Menurutnya, model mobile powerplant dipilih agar mudah dimobilisas. Sehingga jika ada pembangkit besar, maka mobile powerplant ini bisa dipindah ke wilayah yang lebih terpencil. Untuk pembangunan pembangkit ini, PJB menginvestasikan sekitar 105 juta dolar AS. "Asumsinya 1 MW itu investasinya sekitar 1,5 juta dolar AS," paparnya.
Iwan menambahkan, PJB optmistis terhadap proyek listrik 35 ribu MW. Saat ini, PJB telah merealisasikan sekitar 5.000 MW untuk mendukung proyek tersebut. Di antaranya, pembangkit Jawa 7 dengan kapasitas 2x1.000 MW, PLTU di cilacap dengan kapasitas 1x1.000 MW, dan PLTA di Batang dengan kapasitas 510 MW.
"Bagian PJB dari 35 ribu MW kami ingin 7.000 MW sampai 10 ribu MW," katanya.
Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jarman, menyatakan wilayah dengan pasokan listrik terendah di Papua. Pemerintah menargetkan pada 2017, sebanyak 90 persen wilayah Papua sudah teraliri listrik. "Target nasional pada 2019, 97 persen sudah terlistriki. Khusus Papua 90 persen terlistriki, daerah-daerah lain diharapkan di atas 90 persen," ujarnya.