REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA --- Bank Mandiri Regional Jawa Timur menargetkan pertumbuhan kredit properti sebesar 14 persen sampai akhir tahun ini. Kepala Regional Bank Mandiri Jatim, Agus Haryoto Widodo mengatakan, pertumbuhan bisnis properti tahun ini lebih baik dibandingkan tahun lalu.
"Demand sudah mulai naik terutama rumah segmen menengah ke bawah yang harganya di bawah Rp 1 miliar," ujarnya di Surabaya, Rabu (26/10).
Ia menyebutkan, untuk satu bulan pada September 2016 pencairan kredit properti mencapai Rp 313 miliar. Kredit ini termasuk kredit kepemilikan rumah (KPR), kredit kepemilikan apartemen (KPA), serta kredit multiguna. Selama tiga kuartal ini dari Januari-September 2016, pencairan kredit baru untuk properti mencapai Rp 2 triliun. Sedangkan outstanding hingga September 2016 mencapai Rp 6,6 triliun.
"Saat ini pertumbuhannya sudah 14 persen, targetnya sampai akhir tahun secara year on year tumbuhnya minimal 14 persen," ungkapnya.
Ia optimistis dengan target tersebut. Sebab, pangsa pasar kredit properti Bank Mandiri di Jatim naik dari 12,4 persen pada 2015 menjadi 12,9 persen pada tahun ini. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh rumah jenis tapak. Pertumbuhan paling tinggi tercatat di wilayah Surabaya, Gresik ,dan Sidoarjo. Sementara pembelian apartemen yang paling laris terutama di kisaran harga Rp 400 juta-Rp 600 juta. Untuk persentase antara KPR dan KPA mencapai 60 banding 40. "Kredit properti diprediksi naik kencang karena didorong program tax amnesty, dan ada kebijakan relaksasi loan to value (LTV)," ujarnya.
Secara keseluruhan, pertumbuhan kredit Bank Mandiri di Jatim hingga September 2016 sebesar tujuh persen. Pertumbuhan ini didorong oleh segmen ritel yang tumbuh 17 persen, sedangkan segmen whole sale agak lambat pertumbuhannya. Untuk kredit mikro pertumbuhannya tertinggi, mencapai 34 persen.