REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Aparat Polres Semarang belum dapat memastikan pemicu kelangkaan LPG bersubsidi yang terjadi hampir bersamaan di sejumlah kecamatan di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Menyikapi persoalan yang terjadi, aparat kepolisian masih menelusuri kelangkaan LPG 'tabung melon' (isi 3 kilogram) tersebut.
"Kami juga masih menelusuri, ada apa di balik persoalan gas komoditas rumah tangga ini," tegas Kapolres Semarang, AKBP Vincentius Thirdy Hadmiarso, Rabu (26/10).
Sehingga, jelasnya, pihaknya belum bisa memberikan hasil penelusuran ini. Termasuk menduga-duga kemungkinan adanya praktik penimbunan oleh pihak tertentu dan mengakibatkan LPG tabung melon ini langka di tengah masyarakat.
Meski begitu, aparat Polres Semarang akan menyelidiki lebih mendalam. Karena kelangkaan ini berlangsung hampir bersamaan di sejumlah kecamatan yang ada di wilayah hukumnya.
Sehingga persoalannya menjadi lebih jelas, apa yang menjadi pemicu kelangkaan LPG bersubsidi ini. "Kalau ternyata ditemukan unsur pelanggaran hukum tentu polisi akan menindak pihak-pihak yang harus bertanggungjawab," tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV telah menyampaikan, kelangkaan stok LPG tabung melon ini dipicu oleh lonjakan permintaan masyarakat.
Hal ini terjadi akibat peralihan musim yang sedang berlangsung saat ini. Berdasakan pantauan tim pengawasan di lapangan Pertamina dan mitra bisnisnya, lonjakan konsumsi LPG 3 kilogram di sejumlah wilayah di Kabupaten Semarang ini --salah satunya-- dipicu oleh peralihan musim hujan.
Rumah tangga maupun usaha kecil yang biasanya menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar utama, mulai beralih menggunakan LPG 3 kilogram. "Sehingga permintaan masyarakat meningkat," tegas Area Manager Communication and Relations Pertamina Jawa Bagian Tengah, Suyanto.
Guna mengatasi kelangkaan ini, PT Pertamina (Persero) MOR IV telah melakukan penambahan stok LPG bersubsidi ini hingga 6,2 persen lebih banyak dari rata-rata konsumsi normal bulanan Kabupaten Semarang yang mencapai kisaran 779.400 tabung.