REPUBLIKA.CO.ID, TURIN -- Bek sayap Juventus Patrice Evra menyimpan 'dendam' kepada Barcelona. Ia mengungkapkan, Barcelona menjadi penghalang terbesarnya menjadi pemain dengan banyak koleksi gelar juara Liga Champions.
“Saya sudah lima kali tampil pada final Liga Champions dan baru memenangkannya sekali. Dalam tiga final, saya selalu gagal karena Barcelona,” kata Evra dalam wawancara dengan UEFA, dikutip dari Football Italia, Rabu (26/10).
Evra pertama kali tampil pada final Liga Champions 2004. Ketika itu Evra muda masih memperkuat AS Monaco. Ia gagal memenangkan trofi Si Kuping Besar pertamanya karena kalah dari klub Portugal FC Porto yang ketika itu diasuh Jose Mourinho.
Kesempatan kedua Evra datang empat tahun kemudian. Gelar Liga Champions pertama pemain kelahiran Kota Dakar, Senegal tersebut diraih ketika berada di Manchester United (MU). Klub yang dikalahkan Evra dkk adalah Chelsea pada final 2008.
Setelah kesuksesan 2008, Evra punya dua kesempatan lagi menambah gelar Liga Champions bersama MU. Yaitu, pada 2009 dan 2011. Dua laga itu berakhir dengan kekalahan dari Barcelona. Pada 2009 di Olimpico, Barca mengalahkan Iblis 2-0. Dua tahun berselang pada final di Stadion Wembley, lagi-lagi MU bertekuk lutut dengan skor 1-3.
Evra hijrah ke Italia pada 2014, bergabung dengan Juventus. Pada musim perdananya bersama Juve, Evra kembali dapat mencapai partai puncak Liga Champions. Lagi-lagi lawan Evra adalah Barcelona. Hasilnya, Juventus kalah 1-3.
Pada usianya yang sudah menginjak 35 tahun, Evra masih berambisi di Liga Champions. Musim ini, ia bertekad membawa Juventus menjadi juara. Evra mengatakan ia terbawa emosi setiap kali mendengarkan lagu Liga Champions.
“Liga Champions bagi saya adalah kompetisi yang paling indah. Setiap kali saya mendengar lagu itu, sangat terasa istimewa,” ucap Evra.