Kamis 27 Oct 2016 15:54 WIB

Sumber Air Baku Palembang Terancam Intrusi Air Laut

Rep: Maspril Aries/ Red: Agus Yulianto
Sungai Musi
Foto: ant
Sungai Musi

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Sungai Musi sebagai sumber air baku warga Kota Palembang, kini terancam. Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Alex Noerdin memperingatkan, sumber air baku untuk kebutuhan air bersih kini terancam instrusi air laut atau menyusupnya air laut ke arah daratan.

“Memang sumber air baku kita untuk air bersih tersedia cukup banyak dari Sungai Musi. Namun kini, akibat Sungai Musi tercemar oleh intrusi air laut yang sudah sampai ke Benteng Kuto, maka sumber air baku untuk air bersih PDAM sudah terancam,” kata Alex Noerdin, Kamis (27/10).

Akibat intrusi air laut ke Sungai Musi yang sudah sampai kawasan Jembatan Ampera, menurut Alex Noerdin, //intake// PDAM Tirta Musi harus dibangun lebih ke arah hulu sungai. “Alat pengolah air milik PDAM tidak bisa mengolah air laut,” ujarnya.

Gubernur Sumsel juga memperingatkan agar masalah intrusi air laut di Sungai Musi ke depan, harus menjadi perhatian Pemprov Sumsel dan Pemkot  Palembang. “Intrusi air laut ke Sungai Musi akan menjadi masalah serius di Sumsel khususnya di Palembang dalam waktu 10-15 tahun mendatang karena intrusi air laut semakin jauh masuk ke hulu Sungai Musi,” ujarnya.

Sebelumnya, Dinas PU Perairan Provinsi Sumsel, dari hasil penelitian sudah menemukan adanya indikasi menyusupnya air asin pada empat sungai di Kabupaten Banyuasin. Indikasi air asin ditemukan di Sungai Telang, Sungai Simpang PU, Sungai Banyuasin, dan Sungai Gasing.”

Selain ancaman intrusi air laut, aktivis lingkungan hidup dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumsel juga telah memperingatkan adanya pencemaran air sungai Musi akibat limbah.

Dari catatan Walhi Sumsel, air Sungai Musi yang bersumber dari berbagai anak sungai di wilayah Sumsel terus mengalami pencemaran baik dari limbah rumah tangga, industri, dan tambang yang ada di sepanjang daerah aliran sungai itu. Jika tidak dihentikan pencemaran akan semakin parah dan airnya tidak dapat dimanfaatkan lagi sebagai sumber air baku atau penghidupan.

Untuk menyelematkan sungai Musi, Walhi Sumsel pada peringatan Hari Lingkungan Sedunia pada 5 Juni 2016 telah melaksanakan kampanye “Stop Cemari Musi.”

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement