Jumat 28 Oct 2016 07:16 WIB

Vonis Jessica Dinilai Bukti Polri Bekerja Optimal

 Terdakwa kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin, Jessica Kumala Wongso berkonsultasi bersama kuasa hukumnya saat menjalani sidang dengan agenda pembacaan vonis di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (27/10).(Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Terdakwa kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin, Jessica Kumala Wongso berkonsultasi bersama kuasa hukumnya saat menjalani sidang dengan agenda pembacaan vonis di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (27/10).(Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) Edi Hasibuan menilai vonis majelis hakim 20 tahun penjara terhadap terdakwa Jessica Kumala Wongso membuktikan penyidik Polri bekerja profesional. Jessica divonis 20 tahun penjara dalam putusan persidangan.

"Ini jadi bukti kinerja penyidik (Polri) profesional dan bisa mempertanggujawabkannya kepada publik," kata Edi di Jakarta, Kamis (27/10).

Edi menyatakan, vonis hakim itu membuktikan kinerja Polri profesional sebagai penyidik mulai dari penetapan tersangka hingga berkas berita acara pemeriksaan dinyatakan lengkap (P21). Mantan Komisioner Kompolnas itu memuji penyidik Polri yang telah bekerja keras menangani kasus pembunuhan menggunakan senyawa sianida terhadap korban Wayan Mirna Salihin itu.

Sesuai KUHP, Edi menganalisis dan mengkaji kasus pembunuhan berencana tidak harus ada saksi yang mengetahui waktu pelaku melakukan aksi. "Tapi kita harus melihat ada motif di dalamnya," ujar Edi.

Edi juga mengapresiasi majelis hakim yang memvonis bersalah penjara 20 tahun terhadap Jessica karena memiliki keberanian. Edi menerangkan putusan majelis hakim cukup proporsional sesuai dukungan fakta dan alat bukti.

Keempat alat bukti itu menurut Edi, yakni keterangan saksi, keterangan ahli, surat dan petunjuk lainnya seperti kamera tersembunyi. Sebelumnya, Ketua Majelis Hakim Kisworo memvonis 20 tahun penjara Jessica Kumala Wongso yang dituduh membunuh temannya, Wayan Mirna Salihin di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement