REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Walau sudah 14 tahun tak mengeluti bidang hiburan komedi, grup lawak Bagito tak kehilangan candanya. Selama berkunjung ke kantor Republika, Kamis (27/10), Dedy Gumelar alias Miing, Didin, dan Unang terus mengeluarkan guyon khas mereka.
Salah satu yang mengundang tawa adalah ketika Miing berkisah mengenai pengalaman mereka melawak di depan Presiden RI kedua, Soeharto. Menurut dia, ketika itu Bagito dikenal sebagai grup lawak yang kritis dan cerdas.
Suatu hari, mereka mendapat undangan untuk melawak di depan Soeharto dan ibu negara, Tien Soeharto. Padahal, mereka memahami betul kepemimpinan Soeharto yang cenderung diktator kala itu.
Setiap bulan, kaset-kaset lawakan mereka dikirim ke Kodam untuk memastikan tidak ada konten yang anti-pemerintah. Sembari menunggu saat tampil, mereka duduk dengan penjagaan ketat. "Ada yang duduk di sebelah, lalu ia julurin kakinya. Ada pistol," kata Miing disambut tawa oleh para awak Republika.
Selesai manggung, mereka sempat dikejar-kejar oleh prajurit istana. Mereka sengaja tak mau mengambil honor lawak yang diberikan. Di parkiran, mereka bertiga kemudian mengambil sumpah untuk tak lagi tampil di acara yang dibiayai pemerintah. "Seminggu kemudian ternyata kita dibohongi. Kita diundang lagi oleh Pieter Gonta. Eh dibawa lagi ke Cendana," kata Miing.