Jumat 28 Oct 2016 09:11 WIB

Keanggunan Arsitektur Pusat Kebudayaan Muslim di Cina

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agus Yulianto
Muslim etnis Uighur berjalan di depan sebuah masjid di Kashgar, Xinjiang, Cina. (Ilustrasi)
Foto: Reuters/Carlos Barria
Muslim etnis Uighur berjalan di depan sebuah masjid di Kashgar, Xinjiang, Cina. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DACHANG -- Gedung pusat kebudayaan Muslim di Cina yang berlokasi di Dachang, 40 mil sebelah timur Beijing tengah menyita perhatian. Pasalnya, arsitektur mampu mempertemukan tradisi Islam dengan sentuhan modern.

Dilansir dari Curbed, Jumat (28/10), bangunan itu memang diniatkan pemerintah lokal untuk memanjakan pengunjung dan populasi Muslim yang tinggi di Dachang. Bangunan seluas 376.7000 meter persegi itu dilengkapi ruang pameran, konvensi, teater dan pusat komunitas.

Desain sendiri berasal dari Architectural Design and Research Institute, yang ada di South Cina University of Technology. Dipimpin arsitek utama He Jingtang, gedung mengambil bentuk dari masjid tradisional, tapi mampu memperbarui rincian dengan bahan metalic dari teknologi.

Bukan sekadar mereplikasi simbol-simbol Islam, gedung menghadirkan fasad yang disarikan, dengan sentuhan yang dimodernisasi secara geometris. Kehadiran parit-parit di samping turut menambah keindahan estetika, karena mampu membawa refleksi bangunan di air yang jernih.

Kemungkinan unsur yang paling dramatis dapat ditemukan di refleksi berirama, yang ada di lengkungan yang membungkus sekitar struktur bangunan. Itu merupakan tampilan penuh yang terpampang saat pengunjung masuk melalui jembatan di atas parit dangkal.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement