Jumat 28 Oct 2016 11:20 WIB

Masyarakat Gelar Upacara Sumpah Pemuda di Kali Kuning

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Andi Nur Aminah
Warga melaksanakan upacara Sumpah Pemuda di Kali Kuning, Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Jumat (28/10)
Foto: Rizma Riyandi/Republika
Warga melaksanakan upacara Sumpah Pemuda di Kali Kuning, Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Jumat (28/10)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Puluhan warga berjajar menghadap bendera merah putih. Di antara mereka ada yang memakai seragam sekolah, pakaian tim relawan, hingga baju biasa yang lumrah untuk dikenakan dalam kegiatan sehari-hari. Mereka memberi hormat saat pimpinan upacara menyerukan aba-aba. Lantunan lagu Indonesia Raya pun bergema sebagai penanda upacara Sumpah Pemuda, Kamis (28/10).

Namun ritual penghormatan sang saka tidak dilakukan di lapangan seperti biasanya. Upacara dilakukan di badan Kali Kuning, Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak. Kali Kuning sendiri merupakan salah satu sungai yang berhulu langsung di Lereng Gunung Merapi.

Tentu saja peserta upacara yang terdiri atas pelajar, relawan pecinta lingkungan, dan masyarakat itu berbasah-basahan. Untuk mencapai lokasi upacara, mereka juga harus melewati semak belukar serta medan berbatu. Meski demikian, semuanya tampak hidmat meresapi makna perjuangan Sumpah Pemuda pada upacara kali ini.

Bahkan para ibu di wilayah setempat tampak antusias mengabadikan momen langka tersebut. Salah satu warga Ngemplak, Widia (30) menuturkan, upacara semacam ini memang baru diselenggarakan di tempatnya. Ia mengatakan, meski sebelumnya pernah ada upacara serupa, acara tersebut diselenggarakan di tempat lain dalam agenda yang berbeda.

"Dulu kan ada upacara di tengah sungai juga. Tapi itu peringatan 17 Agustus, acaranya juga di Kali Boyong, Turi. Kalau di sini kayanya baru kali ini," tuturnya pada Republika.co.id saat ditemui di lokasi upacara Sumpah Pemuda di Kali Kuning.

Ketua Panitia Sumpah Pemuda Kali Kuning, AG Irawan menuturkan, pemilihan tempat kali ini sengaja ditetapkan karena faktor kepedulian lingkunga. Pasalnya di bantaran Kali Kuning sendiri banyak terjadi penggalian pasir yang merusak ekosistem sungai. Bahkan karena aktivitas tersebut, kawasan Kali Kuning menjadi rawan longsor dan banjir.

"Penambangan di sini bukan hanya di kalinya saja. Tapi juga di tening-tebing pinggir kali ikut ditambang," tutur Irwan. Karena itu menurutnya banyak biota sungai yang hilang. Ia berharap melalui kegiatan upacara sumpah pemuda, penambangan berlebihan di sekitar Kali Kuning bisa dihentikan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement