REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Barcelona meminta Pengadilan Olahraga Spanyol (TAD) membuka proses peradilan terhadap Presiden La Liga Javier Tebas. Laporan itu diajukan setelah Tebas mengkritik reaksi pemain Barca atas botol kosong yang dilemparkan dari tribun selama perayaan kemenangan 3-2 atas Valencia akhir pekan lalu.
Dalam pertandingan di Mestalla, Sabtu (22/10), Barca mampu memimpin lebih dulu lewat gol Messi. Valencia kemudian balik unggul melalui gol Munir El Haddadi dan Rodrigo pada babak kedua. Barca akhirnya menyamakan kedudukan menjadi 2-2 melalui gol Luis Suarez. Sebelum akhirnya, Neymar memastikan kemenangan 3-2 setelah mendapat hadiah penalti pada injury time.
Saat merayakan gol kemenangan itu, terjadi pelemparan botol dari pendukung tim tuan rumah yang mengenai kepala Messi dan Suarez. Messi lantas marah ke arah penonton, namun kemudian ditenangkan oleh pemain Valencia.
Tuan rumah kemudian didenda sebesar 1.500 euro, setelah botol air itu dilemparkan dari tribun ke arah para pemain. Sementara itu, komite disipliner justru mengkritik perilaku yang dinilainya kasar dari para pemain Barca tersebut.
Usai insiden itu, Tebas mengatakan hal yang paling serius ialah soal botol yang dilemparkan. Namun, kata dia, beberapa pemain Barca bertindak dengan cara yang tidak disukai. Tebas juga menyatakan bahwa para pemain Barca telah memprovokasi penggemar Valencia dengan merayakan gol di depan mereka.
Di sisi lain, klub Katalan ini menyatakan komentar semacam itu tidaklah bertanggung jawab. Barca mengumumkan bahwa mereka telah meminta Pengadilan Administratif Olahraga di Spanyol untuk menindaklanjuti soal penyataan Tebas dan anggota dari komite pertandingan federasi tersebut.
Presiden Blaugrana, Josep Maria Bartomeu, mengatakan membuat pernyataan tentang tindakan pemain bahkan akan menambah ketegangan terhadap situasi semakin meningkat.
"Deklarasi yang dibuat oleh Tebas tidak bertanggung jawab dan tak pantas dari seorang eksekutif olahraga," kata Bartomeu, dilansir dari BBC, Jumat (28/10).