REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mewaspadai pulangnya sejumlah militan ISIS asal Indonesia yang kembali ke Tanah Air. Kepala BNPT Suhardi Alius memperkirakan ada sekitar 50 militan ISIS yang telah kembali ke Indonesia pascaoperasi militer pemerintah Irak yang ingin merebut Kota Mosul.
"Kami sudah lapor ke Presiden ada sekitar 50 orang yang sudah kembali. Yang masih di sana ada sekitar 400 orang," ucap Suhardi, usai menghadap Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (28/10).
Untuk mencegah para militan ISIS menyebarkan paham radikal mereka di Tanah Air, BNPT akan menguatkan upaya preventif. Misalnya, BNPT melibatkan mantan komandan kelompok tersebut yang telah bertobat memberikan program deradikalisasi agar pesan yang disampaikan lebih efektif.
Baca: ISIS yang Terdesak dan Kepungan Bom Putus Asa
Selain itu, BNPT juga mulai melakukan pendekatan pada wilayah hulu yang selama ini belum tersentuh. Suhardi menjelaskan, anak-anak dari orang tua yang mendukung kegiatan terorisme harus dirangkul dan diberikan pencerahan.
"Karena kalau dimarjinalkan, mereka akan lebih militan dari orang tuanya. Sudah ada beberapa contoh, seperti anaknya Imam Samudera," kata dia.
Suhardi menyebut, dalam melakukan upaya-upaya penanggulangan terorisme tersebut, ia bekerja sama dengan 17 kementerian/lembaga. Masing-masing kementerian/lembaga akan dilibatkan dalam melakukan pendekatan di sisi hulu.