REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski masih ada pendapat yang mengharamkan musik, peradaban Islam tak bisa dilepaskan dari instrumen penghasil suara bernada tersebut. Proses penyebaran Islam ke segenap penjuru Jazirah Arab, Persia, Turki, dan India, pun terjadi dengan memanfaatkan seni musik. Tak ayal lagi jika peradaban Islam mewariskan sederet instrumen yang terbilang penting bagi perkembangan alat musik kontemporer.
Perkembangan seni musik dalam peradaban Islam dimulai pada zaman Kekhalifahan Abbasiyah. Kekhalifahan ini mencatatkan era emas perkembangan musik pada masanya. Berbagai jenis instrumen dilahirkan pada era ini, mulai dari alat tiup hingga gitar.
Kekhalifahan yang memerintah pada 750 M-1258 M memberi perhatian kepada penerjemahan risalah musik dari bahasa Yunani ke bahasa Arab. Penerjemahan risalah-risalah itu didukung dan disokong sepenuhnya oleh para penguasa kala itu.
Tak pelak, seni musik kian menggeliat dan melahirkan tokoh-tokoh penting yang mengembangkan bidang ini. Misalnya, al-Kindi (800 M-877 M), orang pertama yang diyakini memperkenalkan kata musik ketika dia menulis sebuah kitab berjudul Musiqi.