REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Pakar sekaligus peneliti bidang teknik dan sumber daya kelautan Transformasi Cita Infrastruktur Yogyakarta, Widjo Kongko mengatakan vegetasi mangrove di pesisir pantai efektif mereduksi tinggi gelombang tsunami.
"Adanya vegetasi pantai termasuk mangrove pada kondisi tertentu cukup efektif mereduksi tinggi gelombang tsunami dengan klasifikasi sedang 20 sampai 30 persen," kata Widjo Kongko, di Kabupaten Bantul, DIY, Jumat (28/10).
Bahkan kata alumni Teknik Sipil Hidro di Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun 1992 ini, pada vegetasi yang lebih lebar di atas 300 meter, maka efektivitasnya berdasar empiris dan percobaan laboratorium bisa meningkat hingga 50 persen.
Ia mengatakan, efektivitas mangrove dalam mengurangi dampak gelombang tsunami itu terbukti pada peristiwa tsunami di Aceh pada 2004 lalu, yang mana ada dua desa di pesisir laut yang pemukimannya selamat dari gelombang karena dikelilingi mangrove.
"Itu artinya mangrove mampu mengurangi laju gelombang sampai 50 persen lebih, kalau tinggi gelombang enam meter paling dua meter dan arusnya pelan. Ketinggian memang turun sedikit, tetapi arus kecepatan jauh berkurang," katanya.
Ia menjelaskan, sejumlah kejadian tsunami akibat gempa bumi pada 1994 dan 2006 di beberapa tempat di pulau Jawa juga menjadi pelajaran berharga bagi bangsa ini, bahwa ancaman tersebut nyata di pantai selatan Jawa.
Oleh sebab itu, kata dia, mengingat ancaman gelombang tsunami yang mungkin terjadi, maka penanaman vegetasi mangrove di bantaran dan sekitar muara pesisir pantai selatan Jawa punya nilai positif untuk mengantisipasi dan mengurangi dampak tsunami. "Juga sekaligus membantu program mitigasi bencana di pesisir. Karena itu masyarakat harus didorong untuk sadar ikut menanam vegetasi pantai di kawasan pesisir," katanya.
Berkaitan dengan hal itu, Transformasi Cita Infrastruktur (TCI) yang didirikan para alumni Teknik Sipil UGM ini berencana melakukan penanaman mangrove di kawasan hutan mangrove muara Bogowonto pantai selatan Purworejo, Sabtu (29/10).