REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Museum Sumpah Pemuda mengajak mengenang pengabdian seorang dokter nasionalis Dokter Moewardi dalam pameran tokoh hingga 20 November 2016. Pameran ini dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda ke-88.
"Dokter Moewardi merupakan salah satu tokoh yang hadir pada saat Kongres Pemuda Kedua rapat ketiga pada 27-28 Oktober 1928," ujar Kurator pameran tokoh Dokter Moewardi Sri Sadono Wiyadi di Jakarta, Jumat (28/10).
Selain menunjukkan nilai-nilai kejuangan tokoh yang hadir dalam Kongres Pemuda Kedua, pameran tersebut juga menunjukkan keberhasilan Dokter Moewardi membuat kepanduan yang mempunyai ciri khas ke-Indonesiaan. Meski saat itu kepanduan sudah banyak dari Jong Java, kata dia, mereka masih membawa kepanduan yang berciri khas Eropa dari Boden Powel.
"Kalau Kepanduan Jong Java Padvinders yang dipimpin Dokter Moewardi diperkenalkan cara bermain khas Indonesia dan kegiatan sangat membangun pemuda-pemudi mempunyai spirit jiwa nasional," ujar dia.
Selain itu, ciri khas yang dicelupkan dalam kepanduan adalah gotong royong kebersamaan, saling menghormati, beretika dan sopan santun serta penyelesaian kesulitan bersama. Dokter Moewardi juga yang mempunyai inisiatif mengubah nama Jong Java Padvinders menjadi Pandu Kebangsaan pada 1929.
Selanjutnya yang bisa diteladani dari Bapak Pandu Indonesia adalah ketulusannya dan keberhasilannya menjalankan peran seorang ayah, suami dan dokter. "Sebagai ayah, suami, dokter semuanya diwujudkan sangat apik. Beliau membuat keluarga merasa tentram aman. Setelah meninggal semua kompak tidak membedakan. Itulah perwujudan keluarga harmonis," kata Wiyadi.
Selama menjadi dokter, Dokter Moewardi pun lebih banyak menolong warga miskin yang membutuhkan dan tidak mau dibayar sehingga menimbulkan julukan "dokter gembel". Diharapkan dengan adanya pameran tersebut, masyarakat dapat lebih mengenal sosok dokter kelahiran Pati, Jawa Tengah tersebut dan menjadikannya suri teladan.
Museum Sumpah Pemuda merupakan salah satu museum sejarah yang mengoleksi dan menggali peristiwa Kongres Pemuda Kedua pada 28 Oktober 1928. Gedung itu juga merupakan tempat lahirnya Keputusan Kongres yang berisi ikrar sumpah pemuda.