REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Sejumlah oknum mahasiswa Universitas Muhammadyah Makassar yang melakukan unjuk rasa di depan kampusnya Jalan Sultan Alauddin ricuh setelah terjadi aksi saling lempar. Mereka membakar enam motor polisi.
Unjuk rasa memperingati Hari Sumpah Pemuda Jumat (28/10) sore itu, meskipun hujan deras mengguyur, namun para mahasiswa ini terus menyuarakan orasinya hingga akhirnya melempar dan membakar motor polisi. Setelah situasi mulai rusuh, dan para polisi dari Satuan Sabhara Polrestabes Makassar mulai terpancing, Kapolrestabes Makassar Kombes Rusdi Hartono mengeluarkan perintah untuk menarik para anggotanya.
Unjuk rasa mahasiswa yang dimulai sejak Jumat pagi berjalan lancar. Namun, setelah Shalat Jumat, para mahasiswa yang kembali melakukan unjuk rasa kemudian menahan mobil truk dan memalangnya di tengah jalan sehingga mengakibatkan kemacetan total.
Polisi yang bertugas mengawal unjuk rasa itu berusaha melakukan negosiasi. Namun tidak berhasil hingga akhirnya terjadi bentrokan yang dimulai dengan lemparan batu dan pembakaran motor.
Rusdi Hartono menarik pasukannya untuk mencegah terjadinya bentrokan. Dia berjanji akan tetap melakukan penegakan hukum sesuai dengan perbuatan para mahasiswa tersebut. "Perusakan aset negara hingga pembakaran itu adalah tindakan pidana," katanya.
Upaya yang ditempuh Kapolrestabes dengan menarik semua personelnya itu demi menenangkan amarah dari para mahasiswa, apalagi Jalan Sultan Alauddin adalah akses yang menghubungkan antara Kabupaten Gowa dan Kota Makassar. "Kalau kita tidak mengalah akan panjang bentrokannya. Pasukan kita tarik supaya tidak berlarut-larut dan pengusutan pembakaran ini akan tetap kita selidiki," ujarnya.