REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selain disebut sebagai Al-Mushalla, masjid ini juga dinamakan dengan Masjid Al-Ghamamah. Kata Al-Ghamamah artinya adalah awan yang menaungi (mendung).
(Baca: Masjid Al-Ghamamah, Tempat Rasulullah Memimpin Shalat Id)
Menurut sejumlah riwayat, di tempat inilah Rasul mendirikan shalat Istisqa’, yakni shalat yang didirikan untuk minta hujan kepada Allah. Permintaan Nabi SAW itu langsung dikabulkan Allah.
Begitu Nabi SAW selesai berdoa, awan-awan (al-Ghamamah) datang, lalu turunlah hujan lebat. (Khalil Ibrahim Malla Kathir, Fadhail al-Madinah al-Munawarah, cetakan ke-1 jilid II [Madinah: Maktabah Dar at-Turats, 1993], hlm 100).
Tentu saja, hujan yang dimaksudkan adalah hujan yang memberi rahmat bagi umat manusia. “Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap. Dan, Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu, janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. (QS Al-Baqarah [2]: 22).
“Apakah mereka tidak memperhatikan bahwasanya Kami menghalau (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanaman yang daripadanya makan hewan ternak mereka dan mereka sendiri. Apakah mereka tidak memperhatikan?” (QS As-Sajadah [32]: 27).
Ayat serupa juga terdapat dalam surah Ibrahim [14] ayat 32, Ar-Rum [30]: 48, Al-Fathir [35]: 27, Thaha [20]: 53, Al-Jatsiyah [45]: 5, Al-Anfal [8]: 11, dan masih banyak lagi.