REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang pelaut Muslim dari Cina, Zheng He memiliki sebuah peta yang dibuat pada 1418. Peta tersebut berisi berbagai wilayah yang ditemukan oleh Zheng He.
Dalam peta milik Zheng He terdapat gambar benua Amerika. Jika itu benar, maka sejarah penemuan Amerika harus ditulis kembali. Sebab, Amerika ditemukan oleh Zheng He 70 tahun sebelum ditemukan oleh Christopher Columbus yang merupakan eksplorer dari Kerajaan Spanyol.
Peta yang dikopi dari peta milik Zheng He dibeli oleh seorang pengacara Shanghai, Liu Gang pada tahun 2001. Gang percaya kalau peta Zheng He menunjukkan Zheng He menemukan Amerika, Mediterania, juga Australia.
Pada tahun 2003, Gavin Menzies menggunakan peta tersebut sebagai bukti bagi bukunya berjudul "1421: Saat Cina Menemukan Dunia". Dalam peta tersebut sangat cocok dengan peta buatan orang Cina seperti pantai yang digambarkan dengan ombak berwarna biru. Ini sangat cocok dengan tradisi kartografi Cina.
Peta kopian milik Zheng He tersebut juga sangat detil menggambarkan bumi yang berbentuk bulat. Kontur Amerika Utara dan Amerika Selatan sangat jelas.
Peta tersebut juga menggambarkan Kutub Utara dengan jelas. Dalam peta itu juga terdapat Gunung Himalaya yang merupakan gunung tertinggi di dunia.
Profesor dari Universitas British Columbia, Timothy Brook mengatakan, peta tersebut hanyalah omong kosong belaka. "Peta tersebut hanyalah kopian dari peta milik bangsa Eropa pada abad ke-17, namun memang peta tersebut sangat menarik," katanya.
Seperti dilansir The Economist, Ahad, (30/10), menurut Brook, Zheng He merupakan seorang pelaut yang hebat. Namun, ia dilupakan namanya hingga akhir 1990 dan Cina ingin menghidupkan kembali jasa-jasanya sebagai pahlawan nasional.
"Kalau Barat punya Christopher Columbus, maka Cina tak mau kalah. Cina membutuhkan seseorang seperti Columbus, makanya mereka menggaungkan Zheng He," katanya.