REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Jerami dapat dimanfaatkan sebagai pengganti pupuk untuk meningkatkan kesuburan tanah secara lebih efisien biaya. Jerami ternyata juga dapat meningkatkan produktivitas padi.
Penyuluh pertanian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Tri Reni mengatakan jerami ini dapat digunakan sebagai pupuk untuk meningkatkan produktivitas gabah dan petani akan lebih efisien biaya produksinya. "Petani menganggap jerami sampah yang harus disingkirkan dari lahan pertanian. Padahal, jika dimanfaatkan limbah itu mampu meningkatkan perekonomian dan kesuburan tanah," katanya, pekan lalu dalam kegiatan tanam secara serentak pada peringatan Hari Pangan Sedunia di Desa Trayu, Kabupaten Boyolali.
Dia mengatakan para petani lain dapat meniru sistem pengolahan tanah yang dilakukan petani di Desa Trayu dan Tanjungsari, Boyolali. Mereka, ujarnya, meningkatkan kesuburan tanah dengan memanfaatkan sebagian besar jerami sisa batang padi usai dipanen. Umumnya, kata dia, biasanya petani membuang atau membakar jerami di lahan sawahnya usai dipanen.
Ia mengatakan program tanam serentak sistem baru itu, mendorong petani membajak sawah dan jerami agar tanah tetap subur. Dia mengakui pemanfaatan jerami sebagai bahan pupuk memang jarang digunakan. Jerami biasanya hanya dibiarkan hingga membusuk dalam tumpukan di pinggir sawah, dan setelah itu dilemparkan kembali ke lahan.
Jerami secara langsung dapat dimanfaatkan untuk diolah sebagai pupuk organik yang memiliki kandungan nitrogen tinggi pengganti Urea dan pupuk berunsur N lainnya. Dia menjelaskan dalam program itu jerami ikut dibajak bersama tanah, kemudian diberikan cairan pengurai bakteri yang dapat mengurai dengan cepat jerami-jerami yang terdapat dalam tanah. Dengan demikian, kata dia, kesuburan tanah akan dapat meningkat, dan petani tidak perlu lagi menambah pupuk kimia dengan jumlah banyak.
Ia menjelaskan hasil itu sudah teruji dan mampu meningkatkan produktivitas padi, serta mengefisienkan biaya produksi untuk pemupukan. Dia mengatakan jerami merupakan salah satu limbah pertanian yang sebelumnya tidak banyak dimanfaatkan oleh sebagian besar petani.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian mengembangkan penanaman padi serentak melalui 'Teknologi Jajar Legowo Super' di Kabupaten Boyolali. Program itu untuk mewujudkan ketahanan pangan melalui program peningkatan produksi nasional. Pengembangan penanaman padi serentak melalui "Teknologi Jajar Legowo Super" yang perdana di Indonesia itu dilakukan di areal seluas 100 hektare di Desa Trayu dan Tanjungsari, Kecamatan Banyudono, Kabupatan Boyolali.