Senin 31 Oct 2016 13:49 WIB

300 Juta Anak Tinggal di Daerah dengan Polusi Udara Buruk

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Andi Nur Aminah
Polusi udara di Cina telah mencapai puncaknya.
Foto: BBC
Polusi udara di Cina telah mencapai puncaknya.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Badan dunia untuk anak-anak atau Unicef menyatakan, sebanyak 300 juta anak di dunia hidup di daerah dengan tingkat polusi udara yang sangat buruk. Di sejumlah daerah bahkan terdapat asap beracun dengan tingkat polusi enam kali lebih parah dari standar internasional.

Peneliti yang menggunakan data satelit untuk membuat estimasi paparan udara global, juga menunjukkan 90 persen anak-anak di dunia, atau sebanyak dua miliar jiwa, tinggal di ruangan yang polusi udaranya melebihi batas aman menurut WHO. Unicef ​​memperingatkan, tingkat polusi udara global berkontribusi terhadap 600 ribu kematian anak per tahun. Jumlah itu lebih banyak dari kematian yang disebabkan oleh malaria dan HIV/AIDS jika digabungkan.

Anak-anak jauh lebih rentan terhadap polusi udara. Polusi sangat mempengaruhi perkembangan otak anak-anak. "Tidak ada masyarakat mampu mengabaikan polusi udara. Kita melindungi anak-anak dengan melindungi kualitas udara. Keduanya adalah pusat masa depan kita," ujar Direktur Eksekutif Unicef, Anthony Lake, dilansir dari Guardian.

Polusi udara adalah satu bahaya terbesar yang paling mengancam risiko kesehatan lingkungan. Menurut WHO, tingkat udara beracun naik delapan persen dalam lima tahun terakhir.