REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wanita Islam merespons sejumlah isu yang berkembang dan mengancam kehidupan generasi masa depan dan bangsa. Karena itu, Wanita Islam mengajak Muslimah untuk makin memperhatikan basis keluarga.
Ketua Umum Pengurus Pusat Wanita Indonesia (PP WI) Atifah Thaha menjelaskan, tiap hari ada orang yang mati karena narkoba, belum lagi kampanye LGBT yang makin gencar. Dengan tantangan sedemikian, kaum ibu juga berpikir mengenai hal itu.
Muktamar XI Wanita Islam yang akan digelar di Bandung pada 3-7 November mendatang, PP Wanita Islam akan menyentuh hal tersebut dengan mengusung tema 'Menuju Kepemimpinan Muslimah yang Istiqamah dan Profesional'. PP Wanita Islam menargetkan 750 peserta akan hadir di Badan Diklat Kampus 2 Provinsi Jawa Barat.
''PP Wanita Islam ingin Muslimah pemimpin bisa lebih besar perannya sesuai fitrah dan bisa melahirkan para pemimpin yang istiqamah dan profesional pula dari keluarga mereka,'' ungkap Atifah dalam konferensi pers persiapan Muktamar XI Wanita Islam di Kantor PP Wanita Islam, Senin (31/10).
Ketua Bidang Dakwah, Politik, dan Hukum PP Wanita Islam, Maryam Ahmad, mengatakan,dengan tantangan demikian besar di era ini, maka para wanita harus meningkatkan kapasitas sesuai fitrah. ''Wanita harus pintar karena tidak hanya akan jadi ibu biologi, tapi juga ibu ideologis untuk anak-anaknya,'' kata Maryam.
Wanita yang fokus pada keluarga, bukan berarti tidak peduli dengan kondisi sekitar dan kondisi bangsa. Saat dibutuhkan, wanita juga perlu menyampaikan sikap.
Pada Muktamar XI nanti, PP Wanita Islam juga akan mensosialisasi syarah Panca Dharma Wanita dan adab aktivis wanita Islam sebagai terapan Panca Dharma Wanita. Maka tema 'Kepemimpinan Muslimah Istiqamah dan Profesional' adalah hal penting dan berada dalam konteks amal shalih.
''Panca Dharma Wanita adalah khittah perjuangan Wanita Islam, itu seperti pembukaan UUD 1945 bagi batang tubuh UUD 1945. Sehingga walau perjuangan beristiqamah ini berat, harus tetap dilakukan,'' kata Maryam.
Keistiqamahan juga penting guna menciptakan ketenangan hidup dunia akhirat di era yang saat ini demikian materialistik. Apalagi, Indonesia dipengaruhi budaya yang menjauhkan agama dari kehidupan sehari-hari. Padahal dalam Islam, apa yang kita lakukan sehari-hari di dunia ada dipertanggungjawabkan di akhirat.