REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Octaviani, anak yang lahir tanpa tempurung kepala, mulai menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung (RSHS), Jawa Barat, Senin (31/10). Anak berusia 6 tahun asal Desa Sindang Asih, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Ciamis yang terlahir tanpa tempurung kepala itu akan dirawat Tim Dokter RSHS Bandung.
Anggota Tim Dokter RSHS Bandung, dr Mirna, mengatakan pihaknya terlebih dahulu akan mengecek kondisi Octaviani sebelum melakukan tindakan medis. Hal tersebut perlu dilakukan karena tidak hanya satu dokter ahli yang dikerahkan untuk menangani kasus langka yang diderita oleh Octaviani ini. Sehingga perlu tim dokter dalam menangani kasus medis tersebut.
"Untuk tahap awal, kami melakukan pengecekan terlebih dulu. Kasusnya langka ya, butuh lebih dari satu dokter ahli, dokter spesialis anak sudah jelas dibutuhkan, spesialis mata, spesialis anastesi, ahli bedah itu paling utama dan ahli THT juga diperlukan," kata dia. Mirna mengaku pihaknya berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik agar kondisi Octaviani bisa seperti anak-anak lain seusianya.
Octaviani, anak dari pasangan Kusyana dan Nurhayati, lahir tanpa tempurung kepala. Sejak lahir, dia sempat divonis oleh dokter di RSUD Ciamis hanya akan bertahan hidup selama sepekan.
Tetapi nasib berkata lain. Octaviani kini sudah berusia 6 tahun dengan berat badan sekitar 6 kilogram, meski kondisinya tidak sempurna. Octaviani juga diketahui mengalami gangguan syaraf pada otak yang mengakibatkan tidak bisa berjalan dan melihat dengan jelas.
Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Bupati Ciamis Iing Syam Arifin yang memfasilitasi Octaviani sehingga mendapat perawatan tim medis RSHS. Dedi mendoakan kelancaran seluruh tindakan medis yang akan dijalani oleh Octaviani. Ia meminta pihak keluarga untuk fokus menjaga dan merawat bocah tersebut sampai dinyatakan sembuh.
Ayah Octaviani, Kusyana, menyampaikan terima kasih kepada Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Bupati Ciamis Iing Syam Arifin yang telah membantu Octaviani agar mendapatkan perawatan. "Pak Dedi sudah menjamin bekal untuk biaya hidup kami sekeluarga selama proses perawatan Octaviani. Kami bersyukur dan menggucapkan terima kasih," kata dia.