REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Deputi Perdana Menteri Turki Mehmet Simsek mengatakan, Pemerintah Turki berkomitmen untuk meningkatkan pangsa pasar keuangan syariah hingga 15 persen pada 2023. Menurutnya, pasar keuangan syariah telah tumbuh cepat di Turki dan pemerintah setempat berkomitmen untuk meningkatkannya.
"Pangsa pasar keuangan syariah di Turki saat ini lima persen," ujar Mehmet dilansir Hurriyet Daily News, Selasa (1/11).
Untuk mencapai target tersebut, menurut Mehmet, bank syariah milik negara maupun swasta perlu mengembangkan layanan mereka. Apalagi, Pemerintah Turki juga menargetkan Turki menjadi pusat keuangan syariah di dunia. Mehmet mengatakan, perlambatan perdagangan global menimbulkan ketidakpuasan sehingga jutaan orang banyak yang melakukan migrasi.
Menurut Mehmet, saat ini banyak negara mencoba untuk mengatasi masalah melalui proteksionisme ketimbang memperkenalkan reformasi. Hal tersebut yang mempengaruhi ekonomi global menjadi negatif dan ketimpangan pendapatan di dunia semakin lebar. Oleh karena itu, Mehmet mendesak negara-negara G-20 untuk melakukan reformasi. "Dunia membutuhkan keuangan syariah dan toleransi. Dengan prinsip bagi hasil, maka isu utang dapat lebih mudah dikelola dengan sistem ini," kata Mehmet.
Keuangan syariah sudah beroperasi selama lebih dari 30 tahun di Turki. Saat ini Turki mempunyai lima bank syariah, dua di antaranya milik negara. Menurut Participation Banks Association of Turkey, lima bank syariah tersebut memiliki lebih dari 950 cabang dengan jumlah total karyawan sekitar 16 ribu orang per Juni 2016.