REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bank DKI pada kuartal III 2016 membukukan laba bersih sebesar Rp 472 miliar, tumbuh tiga kali lipat dibanding pencapaian laba setelah pajak pada periode September 2015 yang tercatat sebesar Rp 142 miliar.
"Peningkatan kinerja ini didorong oleh pendapatan bunga bersih yang tumbuh 20,51 persen dari Rp 1,56 triliun per September 2015 menjadi Rp 1,88 triliun per September 2016," ujar Direktur Utama Bank DKI, Kresno Sediarsi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta (31/10).
Pendapatan operasional selain bunga juga tumbuh 59,09 persen dari Rp 198 miliar per September 2015 menjadi Rp 315 miliar per September 2016. Kedua hal ini mendorong pertumbuhan laba operasional sebesar 197,16 persen dari Rp 211 miliar per September 2015 menjadi Rp 627 miliar per September 2016.
Hingga September 2016, total aset Bank DKI tercatat sebesar Rp 41,85 triliun dengan penyaluran kredit sebesar Rp 24,56 triliun, dan dana pihak ketiga sebesar Rp 29,60 triliun. Komposisi dana pihak ketiga Bank DKI per September 2016 terdiri dari giro sebesar Rp 7,63 triliun atau 25,78 persen dari total DPK, tabungan Rp 5,93 triliun atau 20,03 persen dari total DPK, dan deposito sebesar Rp 16,03 triliun atau 54,18 persen dari total DPK.
Sedangkan dari sisi kredit, per September 2016 Bank DKI telah membukukan penyaluran kredit sebesar Rp 24,56 triliun. Meski rasio kredit bermasalah (Nonperforming Loan/NPL) masih tinggi, NPL nett perseroan tercatat turun dari 4,12 persen per September 2015 menjadi 3,76 persen per September 2016.
Kresno mengatakan, sejalan dengan usaha perbaikan kualitas kredit, Bank DKI juga menambah pencadangan (CKPN) sehingga coverage ratio meningkat dari 52,48 persen per September 2015 menjadi 63,54 persen per September 2016. "Bank DKI juga terus meningkatkan efisiensi sebagaimana terlihat pada rasio BOPO yang menurun tajam dari 92,99 persen per September 2015 menjadi 80,26 persen per September 2016," katanya.
Sementara return of asset (ROA) perseroan meningkat dari 0,76 persen per September 2015 menjadi 2,15 persen per September 2016. Return of equity (ROE) meningkat dari 5,08 persen menjadi 10,82 persen. Rasio LDR meningkat dari 73,63 persen menjadi 82,99 persen. Rasio LFR meningkat dari 73,16 persen menjadi 81,11 persen. Dari sisi permodalan, rasio CAR Bank DKI juga meningkat dari 15,35 persen menjadi 29,27 persen (yoy).
Pencapaian kinerja keuangan Bank DKI yang terus membaik ini, membuat Kresno optimis trend perolehan laba bersih dapat dipertahankan sampai akhir 2016 nanti. "Manajemen juga yakin Bank DKI telah mulai mengarah pada pertumbuhan yang lebih sehat" ujar Kresno.