Selasa 01 Nov 2016 13:55 WIB

Ulama Diminta Dinginkan Umat

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Angga Indrawan
Peserta aksi membentangkan poster di depan Gedung Sate, Kota Bandung, pada aksi demonstrasi umat Islam terkait pernyataan kontoversi Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang mengutip salah satu ayat Alquran, Jumat (21/10).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Peserta aksi membentangkan poster di depan Gedung Sate, Kota Bandung, pada aksi demonstrasi umat Islam terkait pernyataan kontoversi Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang mengutip salah satu ayat Alquran, Jumat (21/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo meminta para ulama mendinginkan ummat di tengah suasana yang panas jelang Pilkada DKI Jakarta. Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kiai Ma'ruf Amin mengatakan, Presiden meminta ulama mengingatkan ummat agar tak terpovokasi oleh isu-isu yang dapat memecah belah kesatuan bangsa.

"Beliau (Presiden) mengajak kita semua untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa," kata Ma'ruf, usai melakukan pertemuan dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Selasa (1/11). 

Selain Ma'ruf, ada 29 ulama lain dari MUI, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama yang juga ikut dalam pertemuan dengan Presiden.  

Menurut Ma'ruf, dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 40 menit tersebut, para ulama dan Presiden mendiskusikan isu-isu yang terkait dengan Pilkada serentak. Di dalamnya termasuk rencana aksi demonstrasi untuk memprotes pejawat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang diduga telah melakukan penistaan agama.

Ma'ruf menyebut, Presiden mengharapkan agar demonstrasi yang rencananya akan dihadiri ribuan pengikut ormas-ormas ke-Islaman melakukan aksi mereka secara damai. Adapun ulama, kata dia, juga diminta menyerukan pada umat agar tidak melakukan aksi-aksi anarkis saat demo.

"Kita menyerukan pada mereka dalam demonstrasi harus mematuhi aturan-aturan, harus dilakukan dengan sopan santun, dengan akhlaqul karimah, tidak boleh anarkistis, tidak boleh ada perusakan, dan kita ingatkan juga agar tidak terprovokasi," ucap dia. 

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto mengatakan, pada prinsipnya Presiden menginginkan agar kondisi jelang Pilkada berlangsung kondusif. Oleh karenanya, Presiden mengingatkan semua elemen masyarakat untuk menjaga kondisi tersebut dan tidak terpancing oleh isu-isu provokatif yang banyak disebar jelang Pilkada. 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement