Selasa 01 Nov 2016 13:59 WIB

Ini Penyebab Masih Sering Terjadinya Wabah TB

Komisi V DPRD Banten dan Bio Farma mendiskusikan mengenai masih mewabahnya penyakit Tuberkulosis (TB) di Provinsi Banten.
Foto: Bio Farma
Komisi V DPRD Banten dan Bio Farma mendiskusikan mengenai masih mewabahnya penyakit Tuberkulosis (TB) di Provinsi Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Komisi V DPRD Provinsi Banten yang membidangi Kesejahteraan Rakyat khususnya bidang Kesehatan, Keluarga Berencana, Pemberantasan Penyakit Menular dan Kejadian Luar Biasa, mengunjugi Bio Farma (31/10). Komisi V DPRD Banten dan Bio Farma mendiskusikan mengenai masih mewabahnya penyakit Tuberkulosis (TB) di Provinsi Banten. TB bahkan menjadi penyakit yang menjadi penanganan prioritas baik di RSUD dan RS Swasta di Provinsi Banten.

Menurut Corporate Secretary Bio Farma, Rahman Rustan, masih mewabahnya TB bukan dikarenakan pemberian vaksin BCG (pencegahan penyakit TBC) yang tidak efektif, namun mutasi dari bakteri TB yang cepat, membuat pemberian obat seperti antibiotik menjadi tidak efektif. Ditambah lagi kurang sadarnya masyarakat untuk berobat secara rutin selama enam bulan.

“Kemampuan bakteri TB bermutasi, lebih cepat dibandingkan dengan kemampuan manusia untuk menemukan vaksin baru / obat baru yang lebih efektif untuk mencegah penyakit ini, belum lagi kesadaran masyarakat untuk berobat secara rutin yang masih rendah,” ujar Rahman.

Direktur Perenancanaan dan Pengembangan Bio Farma Sugeng Raharso mengatakan untuk mengantisipasi bermutasinya bakteri TB ini, Bio Farma sudah bekerjasama dengan lembaga penelitian dari luar negeri untuk menemukan vaksin New TB (Vaksin TB jenis baru) yang diharapkan mampu dan lebih efektif untuk melawan bakteri TB.

 “Bio Farma saat ini sedang menjajaki kerjasama riset baik dengan lembaga penelitian luar negeri dalam bentuk transfer teknologi, dan lembaga penelitian dalam negeri untuk menemukan vaksin new TB, sehingga diharapkan Indonesia akan keluar dari urutan kedua terbesar penderita TB di dunia," ujar Sugeng.

Acara diakhiri dengan diskusi dan menjawab pertanyaan dari anggota komisi V DPR seperti penanganan pasca temuan vaksin palsu, kelangkaan antitetanus serum, serta penanganan limbah produksi, semua dapat dijelaskan dengan baik oleh tim Bio Farma dan mencerahkan rombongan Komisi V DPRD Banten.

Wakil Ketua DPRD Provinsi Banten, Adde Rosi Khoerunisa sebagai ketua rombongan berjanji akan meneruskan informasi pada reses dan pertemuan di DPRD Provinsi Banten.

Kunjungan DPRD V Banten dalam rangka menggali informasi mengenai pencegahan penyakit menular yang terjadi di Provinsi Banten. Rombongan yang diketuai oleh Wakil Ketua DPRD Provinsi Banten, Adde Rosi Khoerunisa, didampingi oleh Wakil Ketua Komisi V DPRD Prov Banten Yoyon Sujana, diterima oleh Direktur Perenancanaan dan Pengembangan Bio Farma, Sugeng Raharso dan Corporate Secretary Bio Farma, Rahman Rustan dan jajaran manajemen Bio Farma.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement