Selasa 01 Nov 2016 15:17 WIB

SMPN 1 Purwakarta Jadi Percontohan Sekolah Toleransi

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Potret toleransi beragama di Indonesia
Foto: Edwin/Republika
Potret toleransi beragama di Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemkab Purwakarta, menunjuk SMPN 1 Purwakarta sebagai sekolah percontohan terhadap toleransi antar umat beragama. Sebagai percontohan, sekolah tersebut menyediakan ruangan khusus untuk ibadah sesuai ajaran agama dan keyakinannya masing-masing. Sehingga, pelajar tersebut bisa setiap hari beribadah sebelum belajar.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan toleransi antar umat beragama ini harus diterapkan di semua lini. Termasuk, sekolah. Sebab, sejak dini mereka sudah diajarkan mengenai toleransi terhadap sesuatu yang berbeda. Termasuk, soal agama dan keyakinan.

"Perbedaan ini harus jadi pemersatu. Termasuk di kalangan pelajar," ujar Dedi, kepada Republika.co.id, Selasa (1/11).

Karena itu, pihaknya ingin ada sekolah percontohan yang bisa mengaplikasikan konsep toleransi antar umat beragama tersebut. Makanya, di SMPN 1 Purwakarta, seluruh pelajar penganut ajaran agama dan keyakinan diberikan ruang untuk melaksanakan ritual peribadatannya masing-masing. Ritual itu, dimulai sebelum memasuki jam pelajaran sekolah.

Menurut Dedi, sudah menjadi kewajiban pemerintah menyiapkan piranti ibadah bagi para pelajar ini. Mengingat, pelajar yang terdaftar di sekolahan itu, tak semuanya beragama Islam. Melainkan, ada yang agamanya Hindu, Budha, Kristen, bahkan ada yang menganut aliran keyakinan.

Karenanya, mereka di beri ruang untuk melakukan ibadah sesuai ajaran agama dan keyakinannya. Seperti pelajar muslim. Sebelum belajar, mereka diajak terlebih dulu untuk menunaikan shalat sunah dhuha.  

"Begitupun bagi penganut agama dan keyakinan lainnya. Meraka akan diajak beribadah dulu sebelum belajar," ujar Dedi.

Apalagi, kedepan akan ada guru rohani khusus bagi para pelajar ini. Guru tersebut, merupakan pembimbing rohani diluar struktur guru sekolah. Guru rohani itu, akan mengajar agama sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

Sebelum guru rohani ini, mengajar di masing-masing sekolah, maka pirantinya disiapkan dulu. Saat ini, yang jadi percontohan baru SMPN 1 Purwakarta. Kedepan, akan terus meluas sampai ke seluruh SD dan SMP.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Purwakarta Heri Wijaya, mengatakan, menjalankan ritual agama sebelum belajar, sudah biasa dilakukan di sekolah ini. Tetapi, baru di kalangan pelajar muslim. Mereka, sudah terbiasa menjalankan shalat dhuha bersama.

"Saat ini, ada ruang bagi pelajar agama dan keyakinan lainnya, kami sangat mengapresiasinya," ujar Heri.

Dengan ada ruang khusus ini, maka semua pelajar bisa beribadah sebelum belajar sesuai agama dan keyakinan masing-masing. Sehingga, toleransi akan tercipta di lingkungan sekolah ini. Dengan begitu, para pelajar sudah terbiasa dengan perbedaan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement