REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kantor berita Cina melaporkan ledakan di tambang batu bara Cina bagian barat pada Selasa (1/11). Sebanyak 13 pekerja tambang ditemukan tewas dan tim penyelamat masih mencari 20 orang pekerja lainnya.
Mereka diperkirakan terperangkap di dalam tambang Jinshangou. Kantor berita Xinhua mengatakan, ledakan berasal dari gas dan terjadi pada Senin sore.
Sebelumnya, Xinhua melaporkan 15 orang tewas namun pada Selasa jumlah itu dikoreksi wakil wali kota Chongqing, Ma Huaping. Pejabat lokal masih belum memberikan informasi lebih lanjut.
"Kami akan terus melakukan pencarian 20 pekerja yang hilang selama masih ada harapan," kata Ma seperti dilansir Xinhua. Proses evakuasi dilakukan sejak Senin malam. Tambang Jinshangou adalah tambang milik swasta.
Sekitar 400 pekerja tambang sebelumnya telah berupaya melakukan upaya penyelamatan. Namun jalur tambang tertutup oleh puing-puing bekas ledakan. Sehingga mereka terperangkap.
Ledakan gas di dalam tambang sering kali terjadi ketika gas bocor tersulut oleh listrik. Sistem ventilasi yang seharusnya mencegah gas terperangkap sering kali rusak.
Badan Keselamatan Kerja Pemerintah memerintahkan penyelidikan terhadap insiden. "Mereka yang bertanggung jawab harus dihukum dengan tegas," katanya.
Baca juga, Kecelakaan Tambang Batu Bara Tewaskan 19 Pekerja di Cina.
Pejabat lokal Chongqing telah meminta tambang ditutup sementara. Tambang itu memproduksi kurang dari 90 ribu ton batu bara per tahunnya.
Industri tambang di Cina menjadi salah satu yang paling mematikan di dunia. Ketua badan keselamatan kerja pemerintah sebelumnya mengatakan tambang biasanya melewatkan perawatan.